Kekuatan Yahudi di Tangan Media Massa


Judul       : Yahudi Infotainment
Penulis    : Rabbi Shabsi Bulman
Penerbit  : Pustaka Solomon
Cetakan  : 1, Desember 2010
Tebal       : 140 x 210 mm, 180 halaman

Siapa yang menguasai media, maka dia menguasai dunia. Itulah salah satu jargon yang lama beredar bebas di bidang media, baik media cetak maupun media elektronik. Hal ini terlihat bahwa siapa yang menguasai media, otomatis mereka akan bisa mengendalikan isu dan pemberitaan.
Tidak salah jika George Gerbner dalam bukunya Mass Media and Human Communication Theory (1967) menyebutkan, komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang terus berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Media massa menentukan apa yang diketahui dunia politik dan pemerintah, secara lokal dan global. Media memiliki pengaruh besar atas apa yang kita lihat, mengontrol sesuatu yang tidak dan harus diketahui tentang seni, ilmu pengetahuan, agama, bisnis, keuangan dan politik lainnya.
Cita-cita Yahudi untuk menggenggam dunia nampaknya benar-benar dilakukan. Media massa, sebagai sarana efektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, berhasil dimiliki Yahudi. Di jalur media massa ini, Yahudi berhasil menyebarkan informasi yang cenderung menguntungkan mereka, baik dari segi bisnis maupun politis.
Tahun 1869, seorang rabi (pemuka agama) Yahudi Rashoron, dalam suatu khutbahnya di Braga menuturkan betapa pentingnya media massa, dia mengatakan “jika emas merupakan kekuatan pertama kita untuk mendominasi dunia, maka dunia jurnalistik merupakan kekuatan kedua bagi kita”. Sangat jelas terlihat Yahudi sangat ingin menguasai dunia dengan rencana di bidang publisistik, yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia. Celakanya media massa diberbagai negara kerapkali mengambil media-media massa besar tersebut sebagai rujukan beritanya.
Koran, majalah, tabloid, radio, bahkan televisi dan perusahaan film di Amerika di bawah kendali Yahudi. Jaringan mereka pun tersebar luas di seluruh dunia. Tercatat beberapa media yang berada di bawah kontrol Yahudi seperti koran The Sun dan The Times yang dimiliki Rupert Murdoch, mantan warga Australia yang pernah mendapat hadiah Bintang David, sebuah penghargaan tertinggi yang disampaikan oleh warga Yahudi-Israel.
Selain itu ada juga Majalah Time, Newsweek, U.S. News & World Report. Majalah mingguan Time, mencapai sirkulasi hampir 4,1 juta. Newsweek memiliki sirkulasi mencapai hampir 3,2 juta eksemplar. Tak hanya itu, Jajaran pengusaha top bisnis hiburan di Hollywood tercatat juga sebagai bagian dari jaringan media Yahudi. Misalnya Perusahaan film Fox Company milik William Fox, Golden Company (Samuel Golden), Metro Company (Lewis Mayer), Warner & Bross Company (Harny Warner), serta Paramount Company milik Hod Dixon, merupakan perusahaan film yang punya pengaruh besar dibidangnya.
Bukan hanya itu, di AS hampir 90% pekerja film mulai dari sutradara, produser, editor, artis, dan krunya adalah orang-orang Yahudi. Luasnya keterlibatan orang-orang Yahudi di industri ini membuktikan bahwa mereka sangat mendominasi perfilman Amerika dan bahkan dunia.
Terlepas dari tujuan Yahudi tersebut, sudah seharusnya kita sebagai sasaran media harus pandai memilah-milih segala informasi, jangan mentah-mentah diterima. Dalam kondisi ini, media memang menjadi corong untuk membangun dan membentuk opini. Gawatnya, jika opini tersebut sudah diseleksi oleh pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan keinginannya. Hasilnya, media massa telah berubah menjadi ancaman yang sangat mengerikan.

Resensiator: Wahyu Saputra
    Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS TM 2008
Resensi ini pernah terbit di Surat Kabar Kampus Ganto UNP

0 Comments