Semakin Sedikit Mata Kuliah, Semakin Malas Kuliah

Adakalanya saat menjalani aktivitas itu bertemu dengan titik jenuh. Memang, tahap kita memulainya bisa dibilang sangat susah, dan setelah beberapa kali mencoba akan terasa lebih mengasyikkan, namun semakin jauh perjalanan itu kita lakukan, hati-hati saja, karena rasa bosan akan muncul. Sama halnya disaat kita menjalani aktivitas kuliah. Awalnya kita merasa asing dengan suasana baru, begitu bisa berbaur dengan lingkungan kampus, cengkrama semakin asyik dan semangat kita pasti bangkit menggebu-gebu. Apalagi semester pertama IPK termasuk memuaskan, motivasi semakin berpacu dengan teman-teman yang lain.
Hal itu, sedang saya alami. Ketika dulu, berselang dari semester satu sampai semester lima. Cukup lama juga. Waktu itu saya merasakan benar-benar menjadi seorang mahasiswa. Bahkan kegiatan organisasi mahasiswa (ormawa), sangat tekun saya ikuti, tugas-tugas selalu siap, walaupun sering juga datang terlambat. Memang cukup senang waktu itu, apalagi dosen mulai senang, karena termasuk aktif ketika kuliah diwaktu itu. Sehingga saya menargetkan kuliah harus tamat maksimal dalam jangka waktu tiga setengah tahun.
Namun, ketika berjalannya waktu, sekarang jangka waktu yang saya target tadi hampir lewat. Mata kuliah yang dulu bajibun, kini hanya tinggal beberapa sks saja. Dalam seminggu hanya ada dua mata kuliah, otomatis sangat banyak waktu luang. Sayangnya, karena banyaknya waktu luang itu, rasa malas datang, tugas mulai terbengkalai. Teman-teman yang lain sudah mulai sibuk PL, sibuk bimbingan penelitian masing-masing, sedangkan hidup saya hanya penuh dengan angan-angan, bahkan judul proposal pun belum diajukan.
Nampaknya, semakin tinggi semester, semakin tinggi pula rasa malas, jenuh, dan bosan. Inginnya cepat-cepat meninggalkan bangku kuliah, tapi kini malah sibuk dengan kegiatan-kegiatan ormawa saja. Ehemm…,tapi saya yakin, ada rencana sang ilahi yang lebih baik dibalik semua ini. Saya yakin, yang saya lakukan tidak sia-sia, saya akan berusaha kembali seperti yang dulu, berusaha dan berdo’a itulah kuncinya. Semangat!

Wahyu Saputra
Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNP.

Artikel ini pernah terbit di Koran Harian Singgalang

0 Comments