Mahasiswa Pancari MukA Ketika Kuliah

Mungkin ada yang bertanya, kemana mukanya? Padahal maksudnya bukan itu, ini sekedar cerita seputar hidup mahasiswa. Kita tahu, tipe mahasiswa itu banyak macamnya. Dunia kuliah itu serba cara sendiri, cara belajar sendiri, bahkan mencari nilai pun dengan cara sendiri. Ada yang kuliah dengan serius benar-benar menimba ilmu, dan ada juga yang hanya sekedar hura-hura saja. Dari tipe mahasiswa seperti itu, kita pasti tahu ekspresi mereka masing-masing diakhir semester, disaat ujian akan berlangsung. Ada yang mengernyit jidad berpikir, ada yang yang cemas, ada yang terlihat santai, pura-pura berpikir padahal pikirannya melayang ke pagar depan agar bisa pulang lebih awal, bahkan ada pula yang hanya bisa manggaduah temannya belajar saja.
Hal itu membawaku untuk mengingat fenomena yang sering terjadi disaat kuliah semester awal sampai sekarang. Bukannya memfitnah atau iri hati, karena itulah kenyataannya. Pada umumnya ini sering dilakukan oleh kaum hawa. Memang tidak semuanya, diwaktu kuliah berlangsung, banyak yang berbicara kosong, artinya mereka terlihat heboh untuk mengalihkan perhatian dosen-dosen yang mengajar. Misalkan, membuat ulah, lawakan sambil cengengesan, banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan kosong, giliran ditanya jawabannya antah-barantah, atau diam. Begitu juga ketika diskusi, posisi yang dicari sebagai moderator, atau paling-paling sebagai pembaca bahan diskusi, bukan menyampaikannya.
Itu sering terjadi, ketika teman lain yang menjawab salah dia hanya bisa menyalahkan, menyudutkan, giliran dia hanya diam. Tetapi ketika dosen mulai menyempurnakan jawaban, dia mulai beraksi aktif menyambung kata-kata atau ujung jawaban dosen, seakan-akan jawaban dia juga sama dengan yang disampaikan dosen. Apalagi pembahasan diluar materi kuliah, suaranya paling besar, atau dibesar-besarkan, biar ketika dosen masih ada di dalam ruangan lokal mendengar ceracau mulutnya dan dianggap mahasiswa yang aktif. Tentu banyak yang tidak senang, hanya bermodal itu saja bisa meraih nilai begitu bagus.
Aneh memang, ternyata ada orang yang seperti itu, memang ada, karena tipikal mahasiswa itu berbeda-beda. Mereka menggunakan cara tersendiri untuk memperoleh yang mereka mau. Bahkan tidak jarang suara-suara genitnya juga berbisik, dengan menanyakan yang seharusnya tidak patut ditanyakan. Biasanya ketika perkuliahan selesai, dia selalu salaman atau mencium tangan, sambil memuji sang pengajar. Hal itu wajar, namun yang harus diingat niatnya. Jangan itu dilakukan hanya mancari muko terhadap pengajar, kalau memang kita sebagai orang yang hebat, smart, dan mampu, tunjukkan bahwa kita memang bisa, bukan dengan kepura-puraan.

Wahyu Saputra
Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNP.

0 Comments