Katak Tuli Sang Juara



Suatu hari, ada sekelompok Katak kecil mengadakan sebuah perlombaan. Perlombaan itu mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi. Semua penonton sudah berkumpul mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberikan semangat kepada para peserta. Mereka ingin menyaksikan ide gila dan mustahil ini.
Setelah semua siap, perlombaan itu pun akhirnya dimulai juga. Para Katak-Katak kecil itu mulai memompa semangatnya. Mereka berpacu untuk mencapai puncak dengan berbagai strategi dan gaya. Ada yang mulai naik dengan gaya melompat, bahkan ada yang sangat hati-hati disaat pertama naik.
Ketika melihat lomba itu, banyak kejadian aneh dan lucu. Ada yang berlari sambil jungkir balik, jatuh terpeleset, dan tertelungkup. Anehnya lagi, bahkan ada para peserta yang tidak bisa naik walaupun sudah dia lakukan berulang kali. Sehingga hal itu membangkit tawa para penonton. Melihat kejadian itu, tidak ada satu pun penonton yang benar-benar percaya bahwa Katak kecil bisa berhasil mencapai puncak menara.
"Oh, jalannya terlalu susahhhhh!!!
“Ya, payah. Gimana caranya nih…” suara peserta lomba mulai mengeluh.n
Penonton pun melihat kejadian itu harap-harap cemas.
Mereka tidak akan bisa sampai ke puncak" sahut mereka.
"Saya yakin, tidak ada kesempatan mereka untuk berhasil. Menaranya terlalu tinggi.” Sahut Katak yang lain.
Cuaca pada hari itu terlihat mulai mendung dan semakin mendung. Meskipun masih pagi, namun mendung itu mempertandakan hujan akan turun. Benar, tidak lama kemudian hujan mulai mengucurkan air begitu deras dari langit. Keadaan perlombaan semakin gawat. Tantangan maupun resiko pasti semakin berat.
Jalan menuju ke puncak semakin licin. Suasana semakin seram. Katak-katak kecil itu semakin kedinginan. Air hujan terus mengalir. Pegangan Katak kecil itu sudah mulai longgar. Nampak satu persatu Katak-Katak kecil itu mulai berjatuhan. Katak-katak kecil itu sangat banyak yang terjatuh dan luka parah.
Sebagian para penonton mulai menolong Katak yang terjatuh. Mereka membawanya di bawah pepohonan rimbun. Sebagian lagi melihat perlombaan itu dengan hati cemas. Ada yang bersorak agar perlombaan itu dihentikan saja.
“Ayo, lebih baik kalian turun saja, kalian pasti tidak akan bisa mencapai puncak.”
“Iya. Itu hanya ide gila, kalian hanya mencari mati yang sia-sia.”
Mendengar sorakan penonton itu, ada juga peserta yang surut semangatnya. Mereka mulai tidak yakin mampu melanjutkannya dan perlahan-lahan turun. Sebaliknya bagi Katak yang memiliki nyali dan semangat yang besar terus berlomba-lomba untuk mencapai puncak menara. Mereka tetap bersemangat menaiki menara perlahan-lahan semakin tinggi, tinggi, dan semakin tinggi lagi. Penonton terus bersorak...
"Pasti terlalu susah!!! Tak seekor pun yang akan berhasil!!!"
“Manusia saja sering jatuh, apalagi Katak yang hanyalah binatang kecil. Pasti tidak ada yang berhasil….” kata mereka sambil tertawa.
“Lebih baik kita berenang dan melompat-lombat di atas batu pinggir sungai.” Sahut mereka lagi.
Mendengar katak-kata itu, membuat lebih banyak lagi katak kecil yang merasa lelah dan menyerah.  Satu persatu mereka melompat turun. Ada juga yang mulai beristirahat di atas menara sebelum turun.
“Hah..., benar juga kata penonton, aku tidak akan mampu”, ungkapnya lemah.
Namun ada satu Katak kecil dari mereka yang tetap melangkah dengan semangat. Katak yang satu ini memanjat semakin tinggi. Katak kecil ini tidak menghiraukan komentar penonton dan teman-temannya. Dia tetap melaju dengan penuh semangat tanpa mendengar suara Katak lainnya.
“Hei...kau Katak kecil, sudah hentikan saja, kau tidak akan mampu.”
“Katak gila, lebih baik turun, nanti kau jatuh dan mati.”
            Begitu banyak komentar dari penonton. Ada yang meremehkan, ejekkan, dan ada juga yang merasa cemas. Namun apa yang terjadi, Katak kecil semangatnya semakin menjadi-jadi. Katak kecil itu terus memanjat menara itu tanpa ada kata menyerah.
            Semangat Katak kecil menggebu-gebu. Ibarat seseorang yang sedang berlari kencang dikejar oleh sekelompok Srigala buas. Walaupun semangatnya begitu tinggi, namun Katak kecil ini selalu menggunakan langkahnya dengan hati-hati. Dia harus jadi pemenang, namun dia juga tidak mau mengorbankan nyawanya dengan sia-sia tanpa meraih kemenangan itu.
            Semua penonton semakin pensaran dengan semangat Katak kecil ini. Peserta lainnya juga merasakan cemas. Semakin lama, akhirnya hujan mulai reda. Namun semangat Katak kecil ini tidak pernah reda. Katak kecil ini terus dan terus memanjat. Katak kecil ini tidak pernah peduli apa kata Katak lainnya. Katak ini hanya berpikir, bahwa dia harus semangat dan fokus untuk mencapai puncak menara.
            “Aku harus bisa..., Aku harus kuat..., Aku harus mampu mencapai puncak.” Katanya dalam hati.
            Dengan semangat yang tinggi dan kegigihannya, akhirnya Katak kecil ini berhasil mencapai puncak menara. Para penonton berdecak kagum tak terkira. Semua mata terpana melihat keberhasilan Katak kecil ini. Katak-Katak lainnya merasa heran. Pikiran mereka dililit beribu pertanyaan kepada Katak kecil itu.
            “Kok dia bisa, Aku dan Kita tidak bisa ya???”
            “Ya, aku juga heran. Kenapa dia bisa mencapai puncak? Mustahil.”
            Pertanyaan itu terdengar dimana-mana. Sangat mengejutkan. Ternyata, yang menjadi rahasia kekuatan Katak kecil itu tuli. Karena dia tuli, dia tidak mendengarkan ejekan, hinaan, atau kata-kata negatif yang bisa mengendurkan semangatnya.
            Bagi Katak kecil itu tujuan utamanya adalah fokus untuk jadi pemenang, dengan kerja keras tanpa harus mendengar kata-kata yang bisa melemahkan semangatnya. Katak kecil ini juga tahu, bahwa apa yang kita baca, lihat, dan dengar akan bisa mempengaruhi perilakunya. Bersikap positif untuk menggapai cita-cita, telah mengantarkan Katak kecil ini menjadi pemenang. Sambil bernyanyi Katak Kecil itu meloncat di atas batu dalam genangan air di bawah menara.

Karya: Wahyu Saputra
Cerita Anak ini pernah dimuat di Media Harian Singgalang, 9 Desember 2012

0 Comments