Puisi Seutas Kita Pada Tuhan



Sepotong Nyawa

Untuk sepotong nyawa
Hidup ini sulit tanpa mengayun langkah
takkan tembus busur tanpa tarikan tangan
takkan bisa bangkit tanpa anggukan

Hidup ini lelah
di sawah kerbau berkubang biar kenyang dalam kandang
mengumpan lintah-lintah darat haus darah
beribu nyawa jadi taruhan, pada-Mu kuserahkan

Demi sepotong nyawa
Hidup ini menantang, berjuang dalam malang
untuk sepucuk kemenangan menuju kedamaian

Hidup ini impian, siang malam dalam pangkuan
biar dalam lengang ada nyanyian

Air Tawar, 03/01/13


Bola Mata

Sore ini bola mataku berbicara di ujung laut
di atasnya ada sinaran langit merah
yang mulai meredup dalam bayang senja

bola mataku mabuk pada indahnya bola matamu
dalam lingkaran guratan sedo di kelopaknya
Dulu, bola mata itu kulihat bernada damai
Meski sesekali ia mendekap tajam dalam senyuman

Kini sorotnya, tak ada cerita cinta
Kudapatkan amarah terpendam pada merahnya
ada kilau pisau menghujam pada dunia

Kenapa enggan, lepaskan saja kebencian itu
Sembelihlah saja dengan pisau yang kau simpan
Jangan relakan ada dendam yang tak padam
karena bola mata kau dan aku ada Tuhan

Air Tawar, 03/01/13


Tuhan Memanggil

Dengar, adzan menggema di puncak telinga
menyeru, menyentak, menggugah jiwa-jiwa
membangkit hati yang mati rasa

Tuhan memanggil untuk mengingat-Nya
bersujud bersama alam keagungan
berucap bersama angin yang berjalan

patuhlah, luangkan waktu agak sejenak
bersyukur dengan langkah yang berlalu
demi langkah yang akan melaju
                                                             
Tuhan memanggil untuk mencintai-Nya
rayulah, rangkailah kata bersama hati
bersiaplah menuju tempat abadi.

Air Tawar, 03/01/13


Salamku Pada-Nya
Jangan bilang tak mengenal-Nya
aku mengingat bukan berasap dupa
bukan pula pada roh dan jiwa-jiwa raja

Aku tetap mengingat-Nya
meski kadang tangis rindu yang mendera
ketika gelisah berbalut tanya, kegalauan menyapa

Aku mencintai-Nya karena percaya
dalam tegak, rukuk, sujud simpuh ikhtiar
juga pada do’a-do’a

Jika bersua Tuhan
Salamku, katakan bahwa aku mencintai-Nya

Air Tawar, 03/01/13

Suara Do’a
Dengarkan, suaraku ini mengiris malam
iramanya pilu menyapu daun hati nan suci
bagai suara seorang kekasih yang merindukan pujaan

Dengarkan, aliran air mataku mengguncang
bersama hajatan do’a hamba pada Tuhan
1/3 malam kukumandangkan

Tuhan, hapuslah aku dari dunia buram
tuntunlah aku menjadi terang

Air Tawar, 03/01/13

Puisi-puisi ini pernah dimuat di Media Harian Singgalang, 5 Mei 2013

0 Comments