Perjalanan Menuju Keabadian Cinta


Judul               : Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo
Penulis            : Mahmud Jauhari Ali
Penerbit          : Araska
Cetakan          : 1, Oktober 2012
Tebal               : 214 Halaman
Harga              : Rp. 31.500,-
                                                                                                     
“..... dia setia kepada Tuhannya. Juga kepada nabinya daripada memilih hidup bersama kemarahan dan dendamnya. Farisa wanita yang setia, Ivan. Dia cocok untukmu.”

Sepotong kutipan yang diucapkan oleh Otec Ivan ketika merestui Ivan dengan tambatan hatinya. Novel islami berjudul Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo merupakan buah karya Mahmud Jauhari Ali. Seorang penulis yang tidak begitu asing lagi bagi pembaca. Mahmud Jauhri Ali memberi tema cinta dalam novel ini. Mengisahkan sebuah perjalanan asmara untuk menuju keabadian cinta yang sesungguhnya. Mahmud mengungkapkan dengan bahasa yang mudah dicerna, sehingga ceritanya mengalir begitu saja.
Diawali dengan kisah seorang pemuda yang bernama Ivan Mustova. Seorang alumni Universiti Imeni M.V. Lomonosova di Rusia. Ivan seorang pemuda campuran Kairo Mesir dan Rusia. Ibunya keturunan Kairo selingkuh dengan laki-laki lain, sehingga umur 15 tahun Ivan diboyong ke negara asal ayahnya, Rusia. Ivan menempuh rentetan pendidikan di Rusia sampai bekerja sebagai tenaga ahli di cabang LUKOIL Mesir.
Suatu ketika, Ivan mendapat tugas untuk ke Kairo. Sebelum berangkat, Ayahnya berpesan jangan sampai jatuh cinta dan mencari istri di daerah Kairo Mesir. Ayahnya takut Ivan dikecewakan seperti Ibunya yang selingkuh. Ayahnya pun beranggapan bahwa wanita Kairo semuanya penghianat cinta. Sewaktu keberangkatan, di Bandara Domodedovo Ivan bertemu dengan seorang gadis berjilbab yang berasal dari Kairo.

Sungguh pertemuan yang singkat, membuat jiwa lelaki berdarah Rusia dan Mesir itu mulai bergetar pertama kalinya. Ivan mulai merasakan sesuatu yang berbeda, rasa suka dan cinta. Dilain pihak, Angelina Tresilla wanita pemeluk Kristen Katolik Ortodoks menunggu cintanya dengan sabar di Kairo. Setibanya di Kairo, Ivan menemui Abbas Williams, seorang pendeta di Gereja Ortodoks Koptik, sekalligus ayah Angelina Tresilla.
Selama di Kairo, Ivan pun sering kali bertemu dengan Angelina Tresilla, seorang wanita Kristen yang sangat mencintainya. Ivan menanggapi wanita itu hanya sebatas sahabat, karena mereka sudah berteman sejak kecil. Hari-hari yang dijalani cukup melelahkan, Ivan mulai merasa jenuh. Ivan mulai memikirkan siapa pasangan hidupnya kelak. Pikiran Ivan kembali teringat seorang wanita berjilbab yang menggetarkan hatinya ketika pertemuan di bandara.
Suatu hari, ketika dalam perjalanan pulang dari kerja Ivan dan teman-temannya pergi mencari hiburan. Di dalam perjalanan Ivan yang sedang mengendarai mobil menabrak seorang wanita. Wanita itu harus dioperasi karena terluka parah, dan Ivan diboyong dalam penjara. Setelah beberapa hari, Ivan bebas yang dendanya ditebus oleh Abbas Williams, ayah Angelina Tresilla. Ivan kembali bisa menghirup udara segar di dunia bebas, walaupun masih tercatat sebagai tahanan kota.
Ivan teringat pada wanita yang ditabraknya dan pergi menjenguknya ke rumah sakit. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ternyata wanita yang ditabraknya bernama Farisa, seorang pujaan hati menggetarkan dunia laki-lakinya pada pertemuan di Bandara. Semakin lama, semakin banyak waktu yang berlalu mereka lewati. Cinta dan rasa suka antara kedua insan itu semakin mantap. Sementara Ivan harus berpikir secara matang, karena harus memilih satu agama secara yakin.
Meskipun Ivan beragama Islam, Ivan lebih tertarik pada agama Kristen. Menurutnya agama Islam banyak kejanggalan dan membuat Ivan tertarik pindah ke agama Kristen. Hari yang berlalu penuh perdebatan antara Ivan dan Farisa tentang agama. Setelah berbagai analisa, pencerahan, dan tanggapan yang diberikan Farisa, Ivan tidak bisa membantah bahwa agama Islam satu-satunya agama yang sempurna.
Ivan jadi mulai yakin membenarkan agama Islam dan yakin cintanya kepada Farisa. Sebaliknya Ayah Ivan mencoba menghalangi cinta keduanya, karena benci pada wanita Kairo yang pernah mengecewakannya. Farisa seorang penulis sekaligus dosen di Universitas Al-Azhar ini selalu bersikap baik. Farisa pernah mendonorkan darahnya ketika pendeta Abbas Williams sakit. Farisa juga membebaskan Ayah Ivan, yang dipenjara karena memfitnahnya.
Keikhlasan, kesalehan, keyakinan dan ketaatan membuat Farisa selalu berbuat baik pada siapapun, termasuk orang yang membencinya. Akhirnya Ayah Ivan mulai sadar bahwa cinta Farisa harus diraih oleh Ivan. Kemudian cinta antara Ivan dan Farisa diikat dengan ijab kabul. Ayah Ivan pun mulai meminang ibu Ivan yang telah mengecewakannya untuk kembali menjadi istrinya. Sangat banyak hikmah beserta pesan yang dapat dipetik dari kisah dalam novel ini, salah satunya cinta sejati itu muncul dengan penuh perjuangan.

Peresensi: Wahyu Saputra
 Resensi ini pernah dimuat di Media Harian Singgalang, 18 November 2012

0 Comments