Lima Tahun TdS Mengharumkan Minangkabau

sumber: http://id.wikipedia.org
           Sumatera Barat (Sumbar) termasuk wilayah Indonesia yang kaya dengan budaya dan keindahan alamnya. Kekayaan dan keindahan alam tersebut dimanfaatkan penuh oleh pemerintah Sumbar. Pemanfaatan momentum itu membuat Ranah Minangkabau semakin terkenal di kancah nusantara bahkan mancanegara. Semua itu salah satunya karena Pemerintah Sumbar mampu membuat berbagai event yang bersifat nasional dan internasional. Event itu bernama Tour de Singkarak (TdS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumbar. 
            TdS merupakan salah satu ajang Balap Sepeda tingkat internasional, yang pesertanya terdiri dari utusan berbagai negara. TdS sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang, bukan dari Sumbar saja, bahkan seluruh Indonesia dan banyak negara lainnya. Hal itu terbukti TdS selalu sukses sejak tahun 2009-2013
saat ini. TdS memang baru berlangsung selama lima tahun berturut-turut, tapi sudah mampu mengundang ratusan pembalab dunia. Seperti, Jepang, Iran, Khazakstan, Vietnam, Singapura, Philipina, Malaysia, Belgia dan negara-negara lain. Tentunya ini sesuatu yang sangat membanggakan untuk Ranah Minang.
            Semarak TdS bagaikan sebuah magnet yang selalu menarik, rasanya ada sesuatu yang kurang jika tidak menyaksikannya. Jika bisa diibaratkan, TdS ini sama halnya dengan Hari Lebaran bagi Ummat Muslim, liburan panjang bagi anak-anak sekolah, atau tahun baru bagi muda-mudi, yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Terlihat jelas beberapa bulan sebelum TdS ini dilaksanakan, berbagai macam bentuk media memperbincangnya, baik dari spanduk, baliho, brosur, famplet, koran, bahkan media online atau media sosial lainnya.
            Instansi pemerintah, swasta, maupun perorangan, juga turut meramaikannya dengan memasang wajah dan memberi ucapan pelaksanaan TdS ini. Misalnya saja di sepanjang jalan dan sudut-sudut Kota Padang banyak terpajang wajah-wajah yang membicarakan TdS ini. Tentu saja ini salah satu bukti mereka ikut berpartisipasi untuk meramaikan lomba TdS, meskipun ada tujuan lain di balik sekedar ucapan tersebut, yang penting berpartisipasi saja itu sudah lebih dari cukup. Inilah suatu kenyataannya bahwa TdS ini selalu diikuti antusiasme masyarakat Indonesia, Sumbar khususnya.
sumber: http://www.infosumbar.net
Adapun informasi dari berbagai sumber, di tahun 2013 ini TdS diikuti oleh 134 pembalap dari 24 negara, yang diselenggarakan selama tujuh hari berturut-turut, mulai dari tanggal 2 sampai 9 Juni 2013 yang lalu. Pada tahun 2013, TdS ini melibatkan sebanyak 9 kabupaten dan 7 kota di wilayah Sumbar dengan menempuh jarak sepanjang 1.000 km lebih. Tahun lalu sebanyak 14 kabupaten dan kota yang dilalui oleh peserta TdS. Di tahun 2013 ini wilayah tersebut tetap akan dilintasi, serta ditambah dengan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan, dan Pasaman Barat.
Pembukaan TdS 2013 dilaksanakan di Bukittinggi pada Sabtu, 1 Juni 2013. Etape pertama juga dilaksanakan di Bukittinggi pada Senin, 3 Juni 2013 dengan lokasi start di depan taman Jam Gadang. Etape terakhir akan dilangsungkan sepenuhnya di Kota Padang, yang acara puncak penutupannya tepat di jalan raya Sudirman Padang, depan Kantor Gubernur Sumbar. Informasi dari berbagai media, penutupan olahraga sepeda tingkat Internasional ini juga dihadiri oleh Puteri Indonesia 2013, Wulandary Herman dan Menpora Roy Suryo, serta Wakil Menteri Pariwisata. Semarak penutupan ini pun disuguhi dengan Fashion Carnival dari Busana.
Jadi sebenarnya, jika kita tinjau lebih jauh, momentum TdS ini benar-benar ajang promosi bagi Sumatera Barat, baik dari segi kebudayaan, pariwisata, kuliner, bahkan kerajinan tangan. Hal ini apabila dikelola dengan baik, tentunya akan membawa dampak positif yang akan mendongkrak ekonomi bagi masyarakat. Misalnya saja, ketika lomba Balap Sepeda yang trend dinamakan TdS ini dilasanakan, masyarakat bisa berpartisipasi langsung memperkenalkan hasil kerajinan tangan anak Ranah Minang kepada pengunjung, peserta, terutama masyarakat selain Sumbar atau kepada negara lain.
Selain itu, sudah terbukti seperti halnya budaya, pariwisata, kuliner, tentunya sudah ciri khas sebagai sajian ketika event TdS ini berlangsung. Panitia sudah mempersiapkan dengan matang, serta dengan segala kemungkinan untuk mempersiapkan hidangan atau pelayanan yang maksimal untuk para tamu maupun peserta TdS ini. Contohnya saja, adanya Tari Pasambahan, serta siriah carano ketika pembukaan TdS ini. Ada pula acara makan Bajamba dengan Pemerintah Kota, Panitia, serta seluruh tamu undangan dan peserta. Jika membincang tentang pariwisata, pada umumnya lintasan yang dilalui oleh peserta TdS ini merupakan daerah-daerah pariwisata, seperti Danau Singkarak, Lembah Harau, Ngarai Sianok, Jam Gadang, Tapi Luik (Taplau) Padang, dll. Ini tentunya akan bisa menambah pendapatan daerah, yang bisa mensejahterakan masyarakat Sumbar nantinya.
sumber: http://www.antarasumbar.com
Pelayanan-pelayanan selama lima tahun berturut-turut ini sudah cukup bagus, namun harapannya ketika kegiatan TdS ini dilakukan pada tahun mendatang, harus lebih banyak persiapan dan planning yang lebih matang, agar kesalahan dalam penyelenggraan selama ini bisa diminimalisir atau dihapuskan. Hal itu karena ketika setiap apapun yang dilakukan tidak pernah lepas dari kesalahan dan kekurangan. Misalnya saja pelayanan kepada peserta atau pengunjung, jangan sampai ada yang membawa kesan luka dan enggan berkunjung kembali ke acara besar Ranah Minangkabau ini.
Hal kecil saja yang perlu diperhatikan, jalan yang dilintasi peserta TdS jangan sampai ada yang rusak dan membahayakan. Keamanan tentunya juga perlu dijaga, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, meskipun selama ini baik-baik saja, tapi kita harus selalu tetap berjaga-jaga. Selain itu, kebersihan lingkungan, keindahan alam, dan pariwisata lainnya juga perlu dijaga dengan baik. Harapannya, setelah TdS ini dilaksanakan hendak para peserta maupun pengunjung lainnya merasa rindu dengan nama Ranah Minangkabau. Semoga TdS selalu jaya! Amiin.
Penulis. Wahyu Saputra

0 Comments