Si Piring Tari



Si Piring Tari

Ah, aku rindu ia. Kemana gerangan ia sembunyi?
Bahkan, sudut bumi, sana-sini sudah kucari,
Mungkin saja ia hilang dalam kerumunan diskotik.
Aku rindu ia kembali.

Jangan bilang aku gila, ini aku peduli pada negeri!
Misteri ini harus diuraikan, dan tanyakan pada langit.

Kau lupa? Ini risalah tentang warisan bumi.
Ah, edan! Kemana si piring, siapa penari?
Bukankah dulu ia sering dirindu?
Aku lupa!

Kini ia tiada, jika ingin tahu, bisa kau baca,
Ada sajak pada layar kaca, sekedarnya.
Bila selesai, banyak makna yang perlu aku urai,
Mungkin ada pesan untukmu, percuma juga bila tak nyata.

Si piring tari, aku tahu ada isyarat dalam tubuhmu,
Auramu dulu hidup dalam tangan manusia, dalam ridha-Nya.
Lenggokmu berirama setiap cicin didentingkan,
tapi kini engkau semakin retak, esok mungkin pecah.

Musik bertalu. Membiarkan kau hidup dalam kulit-kulit angin,
Kadang, menangis dalam dendang yang dinyanyikan.

Wahai si piring tari, kemana hendak kau kucari?
Ada aroma rinduku untukmu, rindu generasi.
Aku ingin kau kembali,
Sampai nanti.

Air Tawar, Oktober 2013

0 Comments