Darah-Darah Suci


Darah-Darah Suci

Kawan, lihatlah!
Tak ada lagi anak-anak kian kemari, bermain sambil tertawa,
Tapi berlari terbirit-birit, menjerit penuh luka lebam di tubuhnya.
Tak terlihat ibu-ibu memasak dan menyiapkan sarapan pagi dengan tenang,
Tapi bersembunyi dalam keganasan, gemuruh peluru yang menghujam.
Tak terlihat seorang ayah pergi bekerja dengan penuh harapan,
Tapi berteriak dengan kecemasan dan tantangan kematian.

Apa kalian kira mereka takut?
Tidak, yang ada hanya semangat berjuang,
Berjihad dengan nama Tuhan.

Ya, anak-anak, bocah ingusan berjuang dengan lantang,
meski dengan batu dan kerikil jadi persenjataan.
Kaum ibu berhamburan menghadang, meski tanpa sebilah pedang,
tapi mereka siap berjuang tak kalah dari pejantan.
Dan kaum bapak, berjuang mati-matian, dengan peralatan apa yang digenggam,
di antara reruntuhan dan garis perbatasan mereka menyerang, demi tanah kelahiran.


Tapi, di pagi itu di layar televisi, koran, majalah, dan media elektronik mengabarkan,
ribuan di antara mereka gugur, dan nyawanya hilang mengenaskan.
Puluhan serangan udara Yahudi melumpuhkan perkotaan, rumah dan gedung jatuh,
pusat perbelanjaan lebur, pusat pendidikan hancur.

Kini, di hamparan debu itu darah-darah suci mengalir segar,
Mayat-mayat syuhada berjatuhan, terbujur kaku menggelepar.
Teriakan dan raungan pejuang dimana-mana, menyebut kalimat Tuhan tak henti-hentinya;
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...

Lihatlah kawan, tidakkah kau malu?
Anak dan bocah menatap iba, tapi mereka tetap tegar bersahaja,
Meski di dahinya mengalir darah dan peluh berjuta
Mereka terus berjuang sepenuh jiwa demi Gaza Palestina,
menuju syahid yang mulia.

Padang, 30 Agustus 2014

0 Comments