|
Pelajar Jerman foto bersama dengan memberi dukungan Festival Siti Nurbaya 2016, usai "menggiliang lado"
dan "mamanggua karambia" di Murao Lasak Padang, Jumat (9/9). - (dokumen pribadi) |
PADANG- Selalu ada yang unik pada
helatan Festival Siti Nurbaya (FSN) 2016. Keunikan FSN keenam ini menjadikan
sebuah kejutan bagi masyarakat kota Padang. Tentu saja karena hal-hal seperti
ini sangat jarang terjadi dalam masyarakat kota Padang. Pasalnya, pada helatan
FSN 2016 yang berlangsung dari tanggal 7-10 September 2016 lalu ini banyak dimeriahkan oleh turis asing.
|
Berbaur dengan masyarakat kota Padang sambil mencicipi makanan Minang- (dokumen pribadi) |
Pada helatan hari yang ketiga, Jumat (9/9)
FSN 2016 ini dikunjungi oleh sekitar 21 orang pelajar dan didampingi 2 orang
guru dari Jerman. Kedatangan wisatawan dari Jerman itu serangkaian program
pertukaran pelajar dengan Yayasan Anak Republik Indonesia (YARI) School Padang.
Pada program pelajar itu pihak YARI School Padang turut memperkenalkan adat dan
budaya Minangkabau ke turis asing tersebut.
|
Memperkenalkan diri di hadapan ratusan pengunjung Festival Siti Nurbaya- (dokumen pribadi) |
Pelajar dari Jerman ini disuguhi dengan
hiburan lomba Panjek Pinang (Panjat
Pinang). Sebanyak 10 batang pinang dengan hadiah kambing, uang tunai, dan
hadiah hiburan, yang diperebutkan oleh 11 kecamatan se kota Padang dengan
beberapa kelompok dan komunitas. Panjek
Pinang ini termasuk hal yang asing bagi pelajar Jerman tersebut, sebab
belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Mereka pun sangat menikmati hiburan
tersebut di bawah terik matahari di Pantai Murao Lasak Padang.
|
Hana dan Timo ayng mengenakan "tengkuluak" dan "saruang" khas Minangkabau- (dokumen pribadi) |
Pelajar dari Jerman tersebut diberikan
tantangan untuk mencoba sensasi Manggiliang
Lado secara tradisional khas Minangkabau, kota Padang. Ada beberapa dari
pelajar takut untuk mencobanya, pasalnya mereka khawatir alergi ketika kulitnya
terkena cabai. Namun banyak juga dari mereka yang sangat menikmati tantang yang
diberikan panitia FSN 2016 tersebut.
Salah seorang yang sangat menikmati tantangan
manggiliang lado itu bernama Hana. Ia
memulai Manggiliang Lado dengan tangkuluak khas Minangkabau di kepalanya.
Meskipun ia merasa kaku tapi ia telah mencoba untuk Manggiliang Lado dengan baik di helatan FSN 2016. Ia pun mengaku sangat
senang bisa mencobanya.
|
Hana sedang "mamangguah karambia"- (dokumen pribadi) |
“Wow!!! Surprise! Makanan Padang sangat
lezat. Padang sangat panas,” katanya dengan bahasa Inggris mengungkapkan perasaannya
saat ditanya panitia FSN 2016 tentang kota Padang, Jumat (9/9) sore.
Begitu pula dengan Timo, seorang remaja pria juga
dari Jerman pertamakali mencoba tantangan manggiliang
lado di FSN 2016 di Muaro Lasak Pantai Padang ini. Ia sempat menyatakan bahwa
masyarakat Padang orangnya ramah. Ia pun terlihat sangat antusias Manggiliang Lado dengan menggunakan
sarung khas Minangkabau.
|
Timo sedang "mamangguah karambia"- (dokumen pribadi) |
Tidak sampai disitu, Hana dan Timo juga sempat
mencoba Mamanguah (mangukua) Karambia (memarut
kelapa) dengan menggunakan kukuran (alat
parutan) khas Minangkabau. Kemudian Manggiliang
Lado dan Mamanguah Karambia khas
tradisional Minangkabau ini juga dicoba oleh teman-temannya yang lain.
|
Tersenyum manis "manggiling lado"
- (dokumen pribadi) |
“Budaya Padang sangat bagus dan menakjubkan.
Makanannya enak,” ucapnya ketika Timo menjawab pertanyaan MC acara pada sore
itu. (why)
|
Tersenyum "manggiliang lado"- (dokumen pribadi) |
|
Terlihat akrab dengan masyarakat kota Minangkabau (Padang)-
(dokumen pribadi) |
|
Hana sedang "manggiliang lado"
- (dokumen pribadi) |
0 Comments
Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !