Fragmen Siti Nurbaya, Datuak Maringgih dan Samsul Bahri saling memperebutkan Siti Nurbaya, Rabu (7/9).
(dokumen pribadi)
|
Pada pembukaan FSN
2016 di Monumen Tugu Perdamaian, Pantai Muaro Lasak kota Padang, Rabu (7/9) tamu
undangan dan pengunjung disuguhi fragmen Siti Nurbaya yang dimainkan oleh Sendra
Tari “Satampang Baniah” binaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Padang.
Fragmen yang dibawakan
“Satampang Baniah” membawakan kisah Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri
kekasihnya, tentang “Kasiah Tak Sampai” akibat kawin paksa oleh orangtuanya, dengan
seorang kakek yang ringkih, yaitu Datuak Maringgih, hanya karena utang-piutang.
Fragmen Siti Nurbaya, Datuak Maringgih tertawa lepas (dokumen pribadi) |
Hanya ada yang sedikit
perbedaan dalam fragmen yang dibawa oleh “Satampang Baniah” ini, Siti Nurbaya mati
tertembak oleh Datuak Maringgiah, sehingga dalam pembelasan dendam Samsul Bahri
juga mati tertembak, begitu pula Datuak Maringgih juga mati tertusuk keris di
tangan Samsul Bahri. Padahal dalam cerita umumnya masyarakat ketahui, Siti
Nurbaya mati karena diracun Datuak Maringgih.
Meskipun begitu, “Satampang
Baniah” telah membawakan fragmen Siti Nurbaya dengan apik dan memukau. Legenda yang
sudah hidup bertahun-tahun tenggelam ini, kini terasa kembali hidup di mata
para tamu dan pengunjung. Hal ini karena para tokoh yang memainkan fragmen ini
pandai bermain improvisasi, dan memahami karakter tokoh dalam cerita tersebut.
Samsul Bahri dan Siti Nurbaya (dokumen pribadi) |
Tentu pertunjukkan ini
sangat menakjubkan dan memukau dengan tepuk tangan dari para tamu dan
pengunjung, sebab pasalnya para pemain dari “Satampang Baniah” hanya butuh
waktu dua minggu untuk latihan sebelum helat FSN 2016 ini dimulai. Pertunjukkan
ini pun mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) kota Padang, Medi Iswandi.
“Pertunjukkan sangat
bagus, dan patut kita apresiasi. Ada humornya, sekaligus mengingatkan kita pada
cerita Siti Nurbaya yang sebenarnya,” ungkapnya usai pembukaan FSN 2016 di Monumen
Tugu Perdamaian, Pantai Muaro Lasak kota Padang, Rabu (7/9).
Datuak Maringgih dan Samsul Bahri sama-sama terbunuh (dokumen pribadi) |
FSN 2016 Mengalami Kemajuan
Perhelatan tahunan FSN 2016 kali ini
terasa berbeda dan mengalami kemajuan jika dibandingkan FSN tahun sebelumnya. Pasalnya,
tahun sebelumnya hanya melibatkan sebelas kecamatan, justru FSN kali ini banyak
melibatkan anak muda dan puluhan komunitas. Selain penampilan budaya dan seni,
FSN 2016 juga mengadakan berbagai perlombaan dengan hadiah yang menggiurkan, dengan
perlombaan yang lebih terkhusus bagi anak muda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) kota Padang, Medi Iswandi, mengatakan bahwa FSN 2016 ini untuk memperkenalkan budaya Minangkabau ke generasi
muda, sekaligus menunjukkan kreatifitas kekinian dari berbagai komunitas “anak
nagari” kota Padang. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa FSN merupakan
agenda tahunan di kota Padang, yang bertujuan untuk mengangkat budaya Minang demi
menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pembukaan Festival Siti Nurbaya 2016 secara resmi dengan pemukulan tabuh oleh Wakil Walikota,
Kepala Disbudpar, Polresta, Lantamal kota Padang, Rabu (7/9). (dokumen pribadi)
|
“FSN 2016 ini yang ke-6 kalinya kita
adakan sejak 2011 lalu. Perbedaan kali ini, kita lebih banyak melibatkan berbagai
komunitas anak muda kota Padang. Selain pengenalan budaya, sekaligus juga
mengembangkan kreatifitas mereka,” ungkapnya di panggung Monumen Tugu
Perdamaian, Pantai Muaro Lasak kota Padang, Rabu (7/9).
Pada kesempatan itu ia juga berharap
dengan adanya FSN 2016 ini bisa mendorong kreativitas serta memotivasi generasi
muda untuk lebih mengenal dan mencintai adat, seni, budaya daerah,
khususnya budaya Minangkabau. Selain itu,
menurutnya perhelatan FSN 2016 merupakan ajang kreativitas serta aktivitas para
pelaku atau pegiat seni, seperti seniman, budayawan, yang ada di kota Padang.
Pada kesempatan itu ia juga mengajak
seluruh elemen mulai dari tingkat RT/RW, pegawai SKPD, masyarakat umum dan muda-mudi
masyarakat kota Padang, agar bisa ikut berpartisipasi memeriahkan event FSN 2016 ini. Hal ini karena
menurutnya FSN 2016 event merupakan
salah satu ajang pengenalan dan menggemakan adat, seni, dan budaya Minang ke
seluruh nusantara, bukan hanya di Indonesia tapi bahkan bisa melengkupi seleruh
nagara di dunia.
Datuak Maringgih dengan Sendra Tari "Satampang Baniah". (dokumen pribadi) |
“Kami sangat menghimbau masyarakat Sumatera
Barat (Sumbar), khususnya kota Padang, agar bisa berpartisipasi dalam agenda
besar kita ini. FSN 2016 ini akan kita jadikan ajang promosi, sekaligus pengenalan
budaya ke seluruh tanah air, bukan hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri,
agar semua orang tahu bahwa kota Padang kaya dengan budaya, dan “rancak”
alamnya,” tuturnya.
Sementara itu, Drs. H. Burhasman Bur,
M.M., selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbar, sangat
mengapresiasi FSN 2016, sebab FSN merupakan salah satu ikon kota Padang. Ia
menyebutkan event sesuai dengan
namanya, FSN merupakan branded kota
Padang yang sudah dikenal ke seluruh nusantara bahkan mancanegara.
Gadis Minangkabau ikut berpartisipasi dalam semarak Lomba Karnaval Festival Siti Nurbaya, Rabu (7/9). (dokumen pribadi) |
Hal ini menurutnya karena legenda Siti
Nurbaya yang sangat terkenal dengan nama cerita dari kota Padang. Ia berharap
FSN sebagai ikon kota Padang yang sudah branded
ini bisa tetap dijaga marwahnya, sekaligus
FSN didukung penuh agar semakin banyak wisatawan lokal dan asing berkunjung untuk
menikmati destinasi kota Padang. Selain itu, ia juga mengharapkan kota Padang
bisa salah satu tempat destinasi wisata halal yang dicanangkan pemerintah.
“Kami sangat mendukung setiap event
yang diadakan oleh Pemko Padang, mulai dari Tour
de Singkarak, Dragon Boat Internasional Festival, termasuk Festival Siti
Nurbaya (FSN) ini. FSN ini adalah branded
nya kota Padang, karena ketika orang ingat Siti Nurbaya, pasti ingat
Padang,” katanya.
Selain itu, Emzalmi selaku Wakil
Walikota Padang, juga menyampaikan hal yang sama, bahwa kota Padang sangat
terkenal dengan legenda Siti Nurbaya sejak bertahun-tahun. Tentunya dengan
adanya FSN ini diharapkan akan member dampak positif bagi kota Padang, terutama
dari segi budaya dan pariwisata.
Uda dan Uni Duta Wisata kota Padang ikut menyemarakkan Festival Siti Nurbaya, Rabu (7/9). (dokumen pribadi) |
Ia juga mengatakan, kegiatan
FSN 2016 lebih semarak dari tahun sebelumnya karena telah melibatkan anak muda se
kota Padang. Ia pun sangat berharap anak muda kota Padang yang berkecimpung di
FSN 2016 tidak hanya untuk berkreasi, tapi juga ikut melestarikan budaya Minangkabau,
terutama melalui teknologi dan informasi, agar budaya Minang semakin diminati
oleh generasi muda.
“Festival Siti Nurbaya (FSN)
ini kita jadikan identitas kota Padang. Maka FSN tahun ini, lebih spesifik melibatkan
dan menampilkan kreativitas anak muda kekininian. Harapan kita, semoga anak
muda sekarang semakin cinta budaya Minang,” ujarnya di Monumen Merpati
Perdamaian, Pantai Muaro Lasak Padang, Rabu (7/9) sore usai pembukaan acara
secara resmi. (why)
0 Comments
Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !