Fragmen Siti Nurbaya Memukau Dipembukaan Festival Siti Nurbaya 2016

Fragmen Siti Nurbaya, Datuak Maringgih dan Samsul Bahri saling memperebutkan Siti Nurbaya, Rabu (7/9). 
(dokumen pribadi)
PADANG- Agenda tahunan Kota Padang, Festival Siti Nurbaya (FSN) 2016 kembali digelar oleh Pemerintah Kota (Pemko) Padang untuk yang ke-6 kalinya sejak tahun 2011 lalu. FSN 2016 akan berlangsung empat hari, yang resmi dibuka dari tanggal 7 hingga 10 September 2016.

Pada pembukaan FSN 2016 di Monumen Tugu Perdamaian, Pantai Muaro Lasak kota Padang, Rabu (7/9) tamu undangan dan pengunjung disuguhi fragmen Siti Nurbaya yang dimainkan oleh Sendra Tari “Satampang Baniah” binaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Padang.

Fragmen yang dibawakan “Satampang Baniah” membawakan kisah Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri kekasihnya, tentang “Kasiah Tak Sampai” akibat kawin paksa oleh orangtuanya, dengan seorang kakek yang ringkih, yaitu Datuak Maringgih, hanya karena utang-piutang.
Fragmen Siti Nurbaya, Datuak Maringgih tertawa lepas (dokumen pribadi) 


Hanya ada yang sedikit perbedaan dalam fragmen yang dibawa oleh “Satampang Baniah” ini, Siti Nurbaya mati tertembak oleh Datuak Maringgiah, sehingga dalam pembelasan dendam Samsul Bahri juga mati tertembak, begitu pula Datuak Maringgih juga mati tertusuk keris di tangan Samsul Bahri. Padahal dalam cerita umumnya masyarakat ketahui, Siti Nurbaya mati karena diracun Datuak Maringgih.

Meskipun begitu, “Satampang Baniah” telah membawakan fragmen Siti Nurbaya dengan apik dan memukau. Legenda yang sudah hidup bertahun-tahun tenggelam ini, kini terasa kembali hidup di mata para tamu dan pengunjung. Hal ini karena para tokoh yang memainkan fragmen ini pandai bermain improvisasi, dan memahami karakter tokoh dalam cerita tersebut.
Samsul Bahri dan Siti Nurbaya  (dokumen pribadi) 
Tentu pertunjukkan ini sangat menakjubkan dan memukau dengan tepuk tangan dari para tamu dan pengunjung, sebab pasalnya para pemain dari “Satampang Baniah” hanya butuh waktu dua minggu untuk latihan sebelum helat FSN 2016 ini dimulai. Pertunjukkan ini pun mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kota Padang, Medi Iswandi.

“Pertunjukkan sangat bagus, dan patut kita apresiasi. Ada humornya, sekaligus mengingatkan kita pada cerita Siti Nurbaya yang sebenarnya,” ungkapnya usai pembukaan FSN 2016 di Monumen Tugu Perdamaian, Pantai Muaro Lasak kota Padang, Rabu (7/9).
Datuak Maringgih dan Samsul Bahri sama-sama terbunuh (dokumen pribadi) 
FSN 2016 Mengalami Kemajuan
Perhelatan tahunan FSN 2016 kali ini terasa berbeda dan mengalami kemajuan jika dibandingkan FSN tahun sebelumnya. Pasalnya, tahun sebelumnya hanya melibatkan sebelas kecamatan, justru FSN kali ini banyak melibatkan anak muda dan puluhan komunitas. Selain penampilan budaya dan seni, FSN 2016 juga mengadakan berbagai perlombaan dengan hadiah yang menggiurkan, dengan perlombaan yang lebih terkhusus bagi anak muda.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kota Padang, Medi Iswandi, mengatakan bahwa FSN 2016 ini untuk  memperkenalkan budaya Minangkabau ke generasi muda, sekaligus menunjukkan kreatifitas kekinian dari berbagai komunitas “anak nagari” kota Padang. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa FSN merupakan agenda tahunan di kota Padang, yang bertujuan untuk mengangkat budaya Minang demi menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pembukaan Festival Siti Nurbaya 2016 secara resmi dengan pemukulan tabuh oleh Wakil Walikota,
Kepala Disbudpar, Polresta, Lantamal kota Padang, Rabu (7/9). (dokumen pribadi)

“FSN 2016 ini yang ke-6 kalinya kita adakan sejak 2011 lalu. Perbedaan kali ini, kita lebih banyak melibatkan berbagai komunitas anak muda kota Padang. Selain pengenalan budaya, sekaligus juga mengembangkan kreatifitas mereka,” ungkapnya di panggung Monumen Tugu Perdamaian, Pantai Muaro Lasak kota Padang, Rabu (7/9).

Pada kesempatan itu ia juga berharap dengan adanya FSN 2016 ini bisa mendorong kreativitas serta memotivasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai adat, seni, budaya daerah, khususnya  budaya Minangkabau. Selain itu, menurutnya perhelatan FSN 2016 merupakan ajang kreativitas serta aktivitas para pelaku atau pegiat seni, seperti seniman, budayawan, yang ada di kota Padang.

Pada kesempatan itu ia juga mengajak seluruh elemen mulai dari tingkat RT/RW, pegawai SKPD, masyarakat umum dan muda-mudi masyarakat kota Padang, agar bisa ikut berpartisipasi memeriahkan event FSN 2016 ini. Hal ini karena menurutnya FSN 2016 event merupakan salah satu ajang pengenalan dan menggemakan adat, seni, dan budaya Minang ke seluruh nusantara, bukan hanya di Indonesia tapi bahkan bisa melengkupi seleruh nagara di dunia.
Datuak Maringgih dengan Sendra Tari "Satampang Baniah". (dokumen pribadi) 
 “Kami sangat menghimbau masyarakat Sumatera Barat (Sumbar), khususnya kota Padang, agar bisa berpartisipasi dalam agenda besar kita ini. FSN 2016 ini akan kita jadikan ajang promosi, sekaligus pengenalan budaya ke seluruh tanah air, bukan hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri, agar semua orang tahu bahwa kota Padang kaya dengan budaya, dan “rancak” alamnya,” tuturnya.

Sementara itu, Drs. H. Burhasman Bur, M.M., selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbar, sangat mengapresiasi FSN 2016, sebab FSN merupakan salah satu ikon kota Padang. Ia menyebutkan event sesuai dengan namanya, FSN merupakan branded kota Padang yang sudah dikenal ke seluruh nusantara bahkan mancanegara.
Gadis Minangkabau ikut berpartisipasi dalam semarak Lomba Karnaval Festival Siti Nurbaya, Rabu (7/9).
(dokumen pribadi)
Hal ini menurutnya karena legenda Siti Nurbaya yang sangat terkenal dengan nama cerita dari kota Padang. Ia berharap FSN sebagai ikon kota Padang yang sudah branded ini bisa tetap dijaga marwahnya, sekaligus FSN didukung penuh agar semakin banyak wisatawan lokal dan asing berkunjung untuk menikmati destinasi kota Padang. Selain itu, ia juga mengharapkan kota Padang bisa salah satu tempat destinasi wisata halal yang dicanangkan pemerintah.

“Kami sangat mendukung setiap event yang diadakan oleh Pemko Padang, mulai dari Tour de Singkarak, Dragon Boat Internasional Festival, termasuk Festival Siti Nurbaya (FSN) ini. FSN ini adalah branded nya kota Padang, karena ketika orang ingat Siti Nurbaya, pasti ingat Padang,” katanya.

Selain itu, Emzalmi selaku Wakil Walikota Padang, juga menyampaikan hal yang sama, bahwa kota Padang sangat terkenal dengan legenda Siti Nurbaya sejak bertahun-tahun. Tentunya dengan adanya FSN ini diharapkan akan member dampak positif bagi kota Padang, terutama dari segi budaya dan pariwisata.
Uda dan Uni Duta Wisata kota Padang ikut menyemarakkan Festival Siti Nurbaya, Rabu (7/9). (dokumen pribadi) 
Ia juga mengatakan, kegiatan FSN 2016 lebih semarak dari tahun sebelumnya karena telah melibatkan anak muda se kota Padang. Ia pun sangat berharap anak muda kota Padang yang berkecimpung di FSN 2016 tidak hanya untuk berkreasi, tapi juga ikut melestarikan budaya Minangkabau, terutama melalui teknologi dan informasi, agar budaya Minang semakin diminati oleh generasi muda.

“Festival Siti Nurbaya (FSN) ini kita jadikan identitas kota Padang. Maka FSN tahun ini, lebih spesifik melibatkan dan menampilkan kreativitas anak muda kekininian. Harapan kita, semoga anak muda sekarang semakin cinta budaya Minang,” ujarnya di Monumen Merpati Perdamaian, Pantai Muaro Lasak Padang, Rabu (7/9) sore usai pembukaan acara secara resmi. (why)

0 Comments