Cara mengatasi diabetes (www.sunlife.co.id) |
Sedia payung sebelum hujan, ibarat lebih baik mencegah daripada mengobati. Bentengi diri lebih tinggi sejak dini, sebelum diri diperangi bernama mati.”
Salah satu penyakit yang tanpa disadari
sering menyerang seseorang ialah diabetes. Penyakit ini menyerang tanpa
memandang usia, meskipun mayoritas yang sering menderita diabetes ialah usia 25
hingga 60 tahun. Diabetes merupakan suatu kondisi kadar gula (glukosa) dalam
darah tinggi. Meskipun tidak menular, tapi penyakit ini termasuk mematikan.
Berdasarkan yang diungkapkan Sample
Registrasion Survey 2014 dalam www.sindonews.com, diabetes merupakan penyebab
terjadinya komplikasi pada tubuh. Penyakit komplikasi ini sebagai salah satu
penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Sementara data International
Diabetes Federation (IDF) menunjukkan penyandang diabetes di Indonesia
diperkirakan 10 juta jiwa, yang menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia.
Disebutkan pula prevalensi orang dengan
diabetes di Indonesia cenderung meningkat. Sejak 2007 hingga 2013 meningkat
dari 5,7% menjadi 6,9%. Sesuai data yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI), menyatakan pada umumnya 2/3 pengidap diabetes tidak
mengetahui mengalami diabetes. Diperparah lagi terlambat mendapat akses layanan
kesehatan, sehingga sering sudah komplikasi. Akibatnya banyak yang komplikasi
berat, seperti retinopati, penyakit ginjal, stroke, serangan jantung, bahkan
kematian dini.
Beberapa gejala diabetes (lukadiabetes.com) |
Sementara informasi www.suara.com,
populasi penderita diabetes di Indonesia menduduki peringkat kelima terbanyak
di dunia. Data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 mencapai 8.554.155 orang,
sedangkan tahun 2014 mengalami peningkatan mencapai 9,1 juta orang. Bahkan
diprediksi tahun 2035 jumlah penderita diabetes ini akan melonjak naik 14,1
juta orang dengan prevalensi 6,67 persen orang dewasa.
Diperkirakan juga satu dari lima
penderita diabetes baerumur di bawah 40 tahun, berkisar 20 hingga 39 tahun
sebanyak 1.671.000 orang. Usia 40 hingga 59 tahun sebanyak 4.651.000 orang,
sedangkan sisanya umur 60 hingga 79 tahun ke atas. Jelas ini sangat
mengkawatirkan, bahkan Badan Kesehatan Dunia, yaitu World Health Organization(WHO) mencatat jumlah penderita diabetes di Indonesia kini mencapai 10 juta
orang. Jumlah penderita diabetes di dunia mencapai 422 juta, dan 97 juta
diantaranya berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Saat ini dunia tengah menghadapi
peningkatan besar-besaran penyakit diabetes, bahkan diderita satu dari 11 orang
dewasa. WHO juga memperingatkan bahwa kasus penyakit diabetes ini meningkat
empat kalinya dari 108 juta tahun 1980, menjadi 422 juta orang di tahun 2014.
Bahkan, WHO menyebutkan diabetes dengan tingkat gula darah yang tinggi menjadi
penyebab utama kematian. Hal itu terkait dengan 3,7 juta orang meregang nyawa
di dunia setiap tahunnya.
Berdasarkan fenomen di atas, jelas
diabetes salah satu penyakit yang menakutkan saat ini. Sebab itu pula setiap
orang dianjurkan harus menjaga kesehatan sejak dini, terutama mengatur pola
makan dan asupan makanan setiap hari. Jangan sampai makanan yang kita konsumsi
membawa bahaya bagi diri kita sendiri. Selain itu, layanan kesehatan harus
sigap bertindak. Salah satunya dengan cara melakukan penyuluhan, dan
pemeriksaan kesehatan rutin bagi masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya
pencegahan, sekaligus mengatasi lonjakan penderita diabetes ini.
Lawan
Diabetes dengan Mengenali Lebih Dekat
Penyakit yang akrab dengan nama kencing
manis ini timbul karena kadar glukosa dalam darah yang berlebihan. Akibatnya
bisa memicu terjadinya kelainan pada sistem insulin. Penyakit diabetes ini
sebuah bentuk gangguan metabolik proses produksi hormon insulin yang mengalami
penurunan, serta terjadi pada penurunan glukosa, sehingga menyebabkan naiknya
kandungan gula dalam darah. Maka untuk itu perlu mengenalnya lebih dekat,
sehingga kita gejalanya, faktor penyebabnya, jenisnya, dan cara penanganannya.
Penyakit diabetes ini, tingkat glukosa
dalam darah tidak bisa secara langsung dikendalikan langsung oleh penderita.
Biasanya pada tubuh yang sehat, pangkreas melepas hormon insulin yang bertugas
mngangkut gula melalui darah ke otot, dan jaringan dalam tubuh untuk memberi
energi. Namun ketika seseorang menderita diabetes tidak mampu memproduksi
insulin dalam jumlah yang cukup, atau insulinnya tidak efektif. Akibatnya
terjadinya gangguan metabolisme distribusi gula oleh tubuh, sehingga kadar
glukosa berlebihan.
Kelebihan glukosa yang kronis dalam
darah (hiperglikemia) lama-kelamaan bisa menjadi racun yang sangat berbahaya
bagi tubuh. Glukosa berlebihan yang tertahan dalam tubuh itu sebagian melimpah
ke sistem urin untuk dibuang. Oleh sebab itu pula air kencing penderita
diabetes mengandung gula. Hal ini terjadi akibat tidak terkontrolnya kadar
insulin yang di dalam darah, pada bagian glukosanya. Penyakit diabetes bisa
menyerang siapapun, baik pria maupun wanita. Berdasarkan informasi dari
gejaladiabetes.com, penyakit diabetes terbagi menjadi dua, yaitu tipe satu dan
tipe dua. Biasanya semakin naik angkanya berarti sebagai pertanda diabetes yang
sedang diderita oleh seseorang semakin parah.
Tipe
pertama: tipe ini sering disebut juga diabetes kering, yang
terjadi karena gangguan pada kesehatan yang berupa kasus autoimun. Tipe ini
biasanya menyerang anak-anak dan remaja, karena sistim imun dalam tubuh tidak
berfungsi secara maksimal. Umumnya sistem imun menyerang virus dan bakteri,
namun pada kasus ini menyerang hormon dan insulin. Akibatnya tubuh kekurangan
atau tidak memiliki insulin, sehingga gula menumpuk dalam aliran darah, yang
menyebabkan sel tubuh rusak dan tidak berfungsi lagi. Diabetes ini agak jarang
ditemui, tapi gejalanya bisa dfiketahui dengan mendeteksi luka, terutama luka
yang sulit disembuhkan.
Tipe
kedua: tipe ini disebut diabetes basah, yang biasanya
sering dialami oleh orang dewasa, terutama dalam lanjut usia di atas 40 tahun.
Tipe ini sering ditemui penyebabnya karena faktor genetik serta pengaruh
lingkungan. Kedua faktor ini memicu masalah metabolisme tubuh, sehingga rentan
terjadi pada keluarga yang sering menderita diabetes sebelumnya. Selain itu,
faktor lingkungan atau gaya hidup juga memiliki resiko terjadinya diabetes.
Salah satunya karena aktivitas fisik, serta pola makan tidak sehat, terutama
lemak yang berlebihan, sehingga juga gampang mengalami stroke.
Umumnya ada beberapa bentuk gejala
diabetes, seperti penglihatan buram, mudah merasa lapar, sering buang air kecil
(kencing), sering kesemutan, mudah merasa haus, gampang lelah, berat badan
berkurang, mudah ngantuk, tekananan darah tinggi, terjadinya perubahan warna
kulit, terjadinya infeksi, keputihan, luka, memar, bisul, gatal-gatal, kulit
kering, dehidrasi, dan lainnya. Semua itu sebenarnya bisa diobati, asalkan
mulai mampu menyadari gejala-gejalanya sejak dini.
Semua gejala tersebut terlihat sangat
ringan, dan sangat dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Namun apabila kita
tidak ngeh dengan gejala-gejala ringan tersebut akan bisa menimbulkan efek yang
berbahaya. Sebab sebenarnya penyebab diabetes itu berawal dari sendiri, baik
aktivitas dengan lingkungan maupun fisik. Umumnya diabetes karena merokok,
mengkonsumsi makanan dan minuman manis terlalu tinggi, pola makan tidak sehat,
stres, kurang tidur, penggunaan pil kontrasepsi, mengkonsumsi minuman bersoda,
genetik, berat badan (obesitas), serta kurangnya berolahraga.
Apabila telah terjadi diabetes namun
dibiarkan, apalagi tanpa perlawanan untuk mengatasinya, bisa berdampak buruk
bagi penderitanya. Salah satunya akan terjadi komplikasi dengan penyakit yang
lebih serius, seperti kerusakan saraf (neuropathy),
gangguan mata (retinopathy), gangguan
otak (cerebrovaskulkar), sakit
jantung (kardiovaskulkar), sakit
ginjal (nefropathy), impotensi,
kompliksai di mulut (gigi mudah goyah dan copot), gangguan pencernaan, mudah
terinfeksi, kelainan pada kulit (gatal-gatal dibagian sensitif, seperti sekitar
kemaluan), dan bahkan bisa terjadi pembusukan pada luka (gangren).
Menyadari begitu bahayanya penyakit
diabetes ini, ada beberapa cara untuk mulai menghindari ataupun mencegah
menjalarnya penyakit ini. Sebab, diabetes bukan penyakit yang tidak bisa
dicegah, atau diobati. Diabetes penyakit yang bisa kita lawan, asalkan kita mau
berubah menuju pola hidup sehat. Adapun langkah yang bisa ditempuh, seperti
dengan berolahraga, mengurangi porsi makan, menjaga berat badan, rutin cek
kesehatan, mengendalikan tekanan darah, hindari stres, hindari makanan
berlemak, hindari makanan atau minuman manis, biasakan sarapan pagi, banyak
konsumsi sayuran, dan tidur nyenyak (tidak begadang. Selain itu, biasakan diri
untuk mengkonsumsi buah mengkudu, kemangi, kunyit, brotoli, dan buncis.
Kemudian daianjurkan mengurangi konsumsi eskrim, coklat, permen karet,
gorengan, minuman instan, kopi, dan makanan kurang sehat lainnya.
Sehat
itu Sebuah Keharusan
Mengingat pentingnya kesehatan,
disamping menjaga kesehatan rohani, setiap orang memang juga harus menjaga
kesehatan raga jasmaninya. Sebab, dibalik tubuh (jasmani)nya yang sehat,
terdapat jiwa (rohani) yang kuat. Kesehatan mutlak harus dimiliki oleh setiap
orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orangtua, meskipun tingkat
kesehatan setiap orang berbeda-beda. Makanya setiap orang mutlak tahu,
mengerti, dan menerapkan pola hidup sehat dalam menjalani hidup.
Bisa dibuktikan rata-rata setiap orang,
pasti menganggap sehat sangat itu penting, terutama bagi orang sakit, kecuali
bagi orang yang tidak punya gairah hidup. Terbukti survei yang pernah dilakukan
Sun Life Financial, mengenai Sun Life Asia Health Index yaitu survei kesehatan
berdasarkan temuan survei LPSOS pada 14 Juli hingga 3 Agustus 2015 lalu.
Sebanyak 4.429 orang Asia dijadikan sebagai sampel, yang berusia 25 hingga 60
tahun yang diwawancarai secara online. Survei ini mengambil sampel dari
sembilan negara di Asia, yaitu Cina, Hongkong, Indonesia, India, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Survei yang dilakukan Sun Life ini
tentang sikap masyarakat terhadap hidup sehat, dan aktif, serta masalah
kesehatan yang menjadi perhatian untuk masa depan, dan harapan tentang akses
kesehatan. Hasil penelitian Sun Life Asia Health Index ini menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya sekitar 29 persen. Sementara
penduduk di Indonesia yang menganggap kesehatan itu merupakan hal yang sangat
penting mengalami peningkatan, dari 44 persen menjadi 73 persen, bahkan sebagai
peningkatan tertinggi di Asia.
Kebanyakan masalah kesehatan utama di
Indonesia seperti sakit jantung, diabetes, dan masalah pernafasan. Data ini
menunjukkan adanya ruang dan kesempatan bagi pemerintah, lembaga, atau instansi
yang bergelut di bidang kesehatan, untuk menghentikan kebiasaan buruk
masyarakat. Selain itu, ini juga sebagai ide untuk mengarahkan dan membentuk
masyarakat agar mulai kebiasaan baru dengan pola yang lebih sehat.
Salah satu upaya yang tengah dilakukan
Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) saat ini ialah dalam bentuk sosialisasi
pentingnya menjalani gaya hidup sehat. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam memahami tentang bahayanya penyakit diabetes bagi
kesehatan. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan
Sedunia 2016 yang jatuh pada tanggal 7 April 2016 lalu.
Tentu kegiatan Sun Life FinancialIndonesia ini merupakan hal yang sangat positif, terutama bagi masyarakat.
Apalagi saat ini masyarakat Indonesia sedang disebukkan dengan canggihnya
teknologi, dan disibukkan dengan kebutuhan ekonomi, sehingga masalah kesehatan
kadang sering diabaikan. Harapannya, dengan adanya gerakan kesehatan seperti
ini mampu “menyentak” masyarakat arti pentingnya kesehatan, sekaligus
menghindari bahayanya penyakit diabetes. Hendaknya dengan pahamnya masyarakat
menjalani gaya hidup sehat, mampu mengurangi resiko penderita diabetes di tanah
air, maupun di dunia.
Lakukan
Edukasi Sejak Dini
Diabetes saat ini sudah menjadi penyakit
yang menakutkan. Sebab serangannya yang lunak, perlahan-lahan bisa merenggut
nyawa, dan mencabut kesehatan dari anggota tubuh manusia. Mengingat begitu
bahayanya penyakit diabetes ini, sudah saatnya pemerintah, lembaga, institusi,
baik negeri maupun swasta untuk memulai gebrakan baru untuk mengatasi dan
menghindarinya. Namun yang tidak kalah penting ialah, kesadaran masyarakat
bahwa kesehatan itu penting, dan diabetes itu bahaya.
Salah satu jalan yang bisa ditempuh
ialah dengan melakukan edukasi sejak dini, terutama bagi generasi penerus. Hal
ini tentu karena generasi muda merupakan harapan bangsa, yang akan memegang
amanah dalam jangka lebih panjang, meskipun usia muda tidak menjamin hidup lebih
lama. Edukasi sejak dini ini maksudnya, selain melakukan penyuluhan terkait
diabetes atau kesehatan pada masyarakat, pemerintah juga harus melibatkan anak
muda berperan aktif. Misalnya menyisipkan budaya hidup sehat dalam proses
pendidikan.
Edukasi seperti ini tidak dibatasi usia.
Sebab, edukasi atau pendidikan pentingnya kesehatan dan bahayanya diabetes ini
bisa diajarkan ke semua usia pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, bahkan sampai Keperguruan
Tinggi (PT). Pengedukasian ini bisa dilakukan dimana saja, baik di sekolah
maupun di ruang terbuka. Hal ini penting, agar sejak usia dini generasi muda
sudah memperhatikan dan berusaha untuk memulai pentingnya gaya hidup sehat,
serta bahayanya penyakit diabetes.
Pola makan dan konsumsi makanan yang sehat perlu diedukasikan
ke anak-anak sejak dini. (media.gettyimages.com)
|
Tentu saja cara mengedukasikannya
mempunyai varian yang berbeda, yaitu sesuai dengan tingkatan pendidikan.
Misalnya bagi anak di PAUD, guru bisa mengajarkannya dalam bentuk nyanyian,
tebak-tebakkan, bahkan permainan, seperti memperagakan dengan gambar poster
berbentuk kartun. Kemudian begitu pula dengan jenjang pendidikan yang lain,
sesuai tingkat kebutuhan, seperti tingkat SMP atau SMA mengadakan lomba
kesehatan, baik tulisan, debat, gambar, poster, dan lainnya.
Begitu pula di Perguruan Tinggi, apalagi
bagi mahasiswa yang khusus menggeluti pendidikan kesehatan. Namun tidak lupa,
dalam edukasi ini libatkan juga masyarakat atau orangtuanya. Sebab, orangtua
merupakan tonggak kesehatan keluarga dalam rumah tangga. Misalnya saja
melibatkan masyarakat berpartisipasi aktif untuk menggalakkan budaya gaya hidup
sehat. Harapannya dengan menggemanya gaya hidup sehat ini, bisa menular
menginspirasi lapisan masyarakat lainnya dalam rangka melawan diabetes ini.
Makanya edukasi seperti ini harus berkelanjutan, agar perkembangannya selalu
terpantau dengan baik.
Edukasi ini dilakukan beranjak dari
kasus atau data dari WHO pada tahun 2014, bahwa satu dari sepuluh penduduk yang
usianya 18 tahun ke atas bisa diserang penyakit diabetes. Artinya ini
mengindikasikan sekitar 10 persen penduduk dunia tidak hanya harus bergantung
pada obat setiap hari. Namun usia tersebut juga sangat rentan terhadap bahaya
komplikasi yang diakibatkan penyakit diabetes, seperti gangguan penglihatan,
katarak, gagal ginjal, impotensi, jantungan, gangguan pada pembuluh darah,
infeksi paru-paru, bahkan amputasi tubuh karena pembusukan luka yang menahun.
Meninjau bahaya dan rentannya resiko
diabetes tersebut, edukasi kesehatan merupakan salah satu cara melawan
diabetes. Sebab, diabetes bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan dimana
saja. Sebab itu pula penyakit diabetes ini tidak bisa dianggap enteng. Selain
itu, tentunya pemerintah harus menggalakkan budaya hidup sehat, terutama yang
berada di Kemenkes RI. Misalnya menjangkau layanan kesehatan pada semua sudut
negeri ini, terutama sekali daerah pedesaan, dan terisolir, yang minim
fasilitas kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memerangi diabetes sejak dini,
agar tidak terjadinya komplikasi yang mematikan.
Selain itu, ini juga tanggungjawab
sekaligus tugas kita bersama untuk bisa melawan diabetes. Harapannya tentu
untuk menepis prediksi pakar tentang meningkatnya jumlah resiko penderita
diabetes di masa mendatang. Tentu hal ini sangat penting dan krusial, karena
generasi muda merupakan generasi emasnya bangsa. Salah satu caranya, peduli dan
mau berbagi sejak dini, mulai dari sendiri, dan berawal dari saat ini. Semoga!*
_________________________________________________________________________
#Tulisan ini diikusertakan lomba blog “Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes” oleh SunLife Financial
1 Comments
Infomasinya bermanfaat. Terima kasih Wahyu...
ReplyDeleteJika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !