Jangan Anggap Enteng; Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes Sejak Dini

Cara mengatasi diabetes (www.sunlife.co.id)
Sedia payung sebelum hujan, ibarat lebih baik mencegah daripada mengobati. Bentengi diri lebih tinggi sejak dini, sebelum diri diperangi bernama mati.”
Pepatah di atas juga berlaku untuk dunia kesehatan. Sebelumnya, izinkan saya meminjam nasihat dari sebuah hadist Rasulullah Saw, dari Ibnu ‘Abbas, berbunyi “pergunakan waktu sehatmu sebelum datang masa sakitmu”. Nasihat itu mungkin bagi sebagian orang masih dianggap enteng, sehingga banyak yang mengabaikannya. Padahal kesehatan merupakan hal mutlak yang harus dijaga oleh setiap orang. Sebab tidak ada satupun yang enak dan bahagia ketika menderita sakit, sekalipun tinggal di istana mewah dan harta berlimpah.

Salah satu penyakit yang tanpa disadari sering menyerang seseorang ialah diabetes. Penyakit ini menyerang tanpa memandang usia, meskipun mayoritas yang sering menderita diabetes ialah usia 25 hingga 60 tahun. Diabetes merupakan suatu kondisi kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi. Meskipun tidak menular, tapi penyakit ini termasuk mematikan.


Berdasarkan yang diungkapkan Sample Registrasion Survey 2014 dalam www.sindonews.com, diabetes merupakan penyebab terjadinya komplikasi pada tubuh. Penyakit komplikasi ini sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Sementara data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan 10 juta jiwa, yang menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia.

Disebutkan pula prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia cenderung meningkat. Sejak 2007 hingga 2013 meningkat dari 5,7% menjadi 6,9%. Sesuai data yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), menyatakan pada umumnya 2/3 pengidap diabetes tidak mengetahui mengalami diabetes. Diperparah lagi terlambat mendapat akses layanan kesehatan, sehingga sering sudah komplikasi. Akibatnya banyak yang komplikasi berat, seperti retinopati, penyakit ginjal, stroke, serangan jantung, bahkan kematian dini.
Beberapa gejala diabetes (lukadiabetes.com)
Sementara informasi www.suara.com, populasi penderita diabetes di Indonesia menduduki peringkat kelima terbanyak di dunia. Data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 mencapai 8.554.155 orang, sedangkan tahun 2014 mengalami peningkatan mencapai 9,1 juta orang. Bahkan diprediksi tahun 2035 jumlah penderita diabetes ini akan melonjak naik 14,1 juta orang dengan prevalensi 6,67 persen orang dewasa.

Diperkirakan juga satu dari lima penderita diabetes baerumur di bawah 40 tahun, berkisar 20 hingga 39 tahun sebanyak 1.671.000 orang. Usia 40 hingga 59 tahun sebanyak 4.651.000 orang, sedangkan sisanya umur 60 hingga 79 tahun ke atas. Jelas ini sangat mengkawatirkan, bahkan Badan Kesehatan Dunia, yaitu World Health Organization(WHO) mencatat jumlah penderita diabetes di Indonesia kini mencapai 10 juta orang. Jumlah penderita diabetes di dunia mencapai 422 juta, dan 97 juta diantaranya berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Saat ini dunia tengah menghadapi peningkatan besar-besaran penyakit diabetes, bahkan diderita satu dari 11 orang dewasa. WHO juga memperingatkan bahwa kasus penyakit diabetes ini meningkat empat kalinya dari 108 juta tahun 1980, menjadi 422 juta orang di tahun 2014. Bahkan, WHO menyebutkan diabetes dengan tingkat gula darah yang tinggi menjadi penyebab utama kematian. Hal itu terkait dengan 3,7 juta orang meregang nyawa di dunia setiap tahunnya.

Berdasarkan fenomen di atas, jelas diabetes salah satu penyakit yang menakutkan saat ini. Sebab itu pula setiap orang dianjurkan harus menjaga kesehatan sejak dini, terutama mengatur pola makan dan asupan makanan setiap hari. Jangan sampai makanan yang kita konsumsi membawa bahaya bagi diri kita sendiri. Selain itu, layanan kesehatan harus sigap bertindak. Salah satunya dengan cara melakukan penyuluhan, dan pemeriksaan kesehatan rutin bagi masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan, sekaligus mengatasi lonjakan penderita diabetes ini.

Lawan Diabetes dengan Mengenali Lebih Dekat
Penyakit yang akrab dengan nama kencing manis ini timbul karena kadar glukosa dalam darah yang berlebihan. Akibatnya bisa memicu terjadinya kelainan pada sistem insulin. Penyakit diabetes ini sebuah bentuk gangguan metabolik proses produksi hormon insulin yang mengalami penurunan, serta terjadi pada penurunan glukosa, sehingga menyebabkan naiknya kandungan gula dalam darah. Maka untuk itu perlu mengenalnya lebih dekat, sehingga kita gejalanya, faktor penyebabnya, jenisnya, dan cara penanganannya.

Penyakit diabetes ini, tingkat glukosa dalam darah tidak bisa secara langsung dikendalikan langsung oleh penderita. Biasanya pada tubuh yang sehat, pangkreas melepas hormon insulin yang bertugas mngangkut gula melalui darah ke otot, dan jaringan dalam tubuh untuk memberi energi. Namun ketika seseorang menderita diabetes tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau insulinnya tidak efektif. Akibatnya terjadinya gangguan metabolisme distribusi gula oleh tubuh, sehingga kadar glukosa berlebihan.

Kelebihan glukosa yang kronis dalam darah (hiperglikemia) lama-kelamaan bisa menjadi racun yang sangat berbahaya bagi tubuh. Glukosa berlebihan yang tertahan dalam tubuh itu sebagian melimpah ke sistem urin untuk dibuang. Oleh sebab itu pula air kencing penderita diabetes mengandung gula. Hal ini terjadi akibat tidak terkontrolnya kadar insulin yang di dalam darah, pada bagian glukosanya. Penyakit diabetes bisa menyerang siapapun, baik pria maupun wanita. Berdasarkan informasi dari gejaladiabetes.com, penyakit diabetes terbagi menjadi dua, yaitu tipe satu dan tipe dua. Biasanya semakin naik angkanya berarti sebagai pertanda diabetes yang sedang diderita oleh seseorang semakin parah.

Tipe pertama: tipe ini sering disebut juga diabetes kering, yang terjadi karena gangguan pada kesehatan yang berupa kasus autoimun. Tipe ini biasanya menyerang anak-anak dan remaja, karena sistim imun dalam tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Umumnya sistem imun menyerang virus dan bakteri, namun pada kasus ini menyerang hormon dan insulin. Akibatnya tubuh kekurangan atau tidak memiliki insulin, sehingga gula menumpuk dalam aliran darah, yang menyebabkan sel tubuh rusak dan tidak berfungsi lagi. Diabetes ini agak jarang ditemui, tapi gejalanya bisa dfiketahui dengan mendeteksi luka, terutama luka yang sulit disembuhkan.
Organ tubuh yang sering terjadi komplikasi akibat diabetes.
(www.shutterstock.com) 
Tipe kedua: tipe ini disebut diabetes basah, yang biasanya sering dialami oleh orang dewasa, terutama dalam lanjut usia di atas 40 tahun. Tipe ini sering ditemui penyebabnya karena faktor genetik serta pengaruh lingkungan. Kedua faktor ini memicu masalah metabolisme tubuh, sehingga rentan terjadi pada keluarga yang sering menderita diabetes sebelumnya. Selain itu, faktor lingkungan atau gaya hidup juga memiliki resiko terjadinya diabetes. Salah satunya karena aktivitas fisik, serta pola makan tidak sehat, terutama lemak yang berlebihan, sehingga juga gampang mengalami stroke.

Umumnya ada beberapa bentuk gejala diabetes, seperti penglihatan buram, mudah merasa lapar, sering buang air kecil (kencing), sering kesemutan, mudah merasa haus, gampang lelah, berat badan berkurang, mudah ngantuk, tekananan darah tinggi, terjadinya perubahan warna kulit, terjadinya infeksi, keputihan, luka, memar, bisul, gatal-gatal, kulit kering, dehidrasi, dan lainnya. Semua itu sebenarnya bisa diobati, asalkan mulai mampu menyadari gejala-gejalanya sejak dini.

Semua gejala tersebut terlihat sangat ringan, dan sangat dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Namun apabila kita tidak ngeh dengan gejala-gejala ringan tersebut akan bisa menimbulkan efek yang berbahaya. Sebab sebenarnya penyebab diabetes itu berawal dari sendiri, baik aktivitas dengan lingkungan maupun fisik. Umumnya diabetes karena merokok, mengkonsumsi makanan dan minuman manis terlalu tinggi, pola makan tidak sehat, stres, kurang tidur, penggunaan pil kontrasepsi, mengkonsumsi minuman bersoda, genetik, berat badan (obesitas), serta kurangnya berolahraga.

Apabila telah terjadi diabetes namun dibiarkan, apalagi tanpa perlawanan untuk mengatasinya, bisa berdampak buruk bagi penderitanya. Salah satunya akan terjadi komplikasi dengan penyakit yang lebih serius, seperti kerusakan saraf (neuropathy), gangguan mata (retinopathy), gangguan otak (cerebrovaskulkar), sakit jantung (kardiovaskulkar), sakit ginjal (nefropathy), impotensi, kompliksai di mulut (gigi mudah goyah dan copot), gangguan pencernaan, mudah terinfeksi, kelainan pada kulit (gatal-gatal dibagian sensitif, seperti sekitar kemaluan), dan bahkan bisa terjadi pembusukan pada luka (gangren).

Menyadari begitu bahayanya penyakit diabetes ini, ada beberapa cara untuk mulai menghindari ataupun mencegah menjalarnya penyakit ini. Sebab, diabetes bukan penyakit yang tidak bisa dicegah, atau diobati. Diabetes penyakit yang bisa kita lawan, asalkan kita mau berubah menuju pola hidup sehat. Adapun langkah yang bisa ditempuh, seperti dengan berolahraga, mengurangi porsi makan, menjaga berat badan, rutin cek kesehatan, mengendalikan tekanan darah, hindari stres, hindari makanan berlemak, hindari makanan atau minuman manis, biasakan sarapan pagi, banyak konsumsi sayuran, dan tidur nyenyak (tidak begadang. Selain itu, biasakan diri untuk mengkonsumsi buah mengkudu, kemangi, kunyit, brotoli, dan buncis. Kemudian daianjurkan mengurangi konsumsi eskrim, coklat, permen karet, gorengan, minuman instan, kopi, dan makanan kurang sehat lainnya.

Sehat itu Sebuah Keharusan
Mengingat pentingnya kesehatan, disamping menjaga kesehatan rohani, setiap orang memang juga harus menjaga kesehatan raga jasmaninya. Sebab, dibalik tubuh (jasmani)nya yang sehat, terdapat jiwa (rohani) yang kuat. Kesehatan mutlak harus dimiliki oleh setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orangtua, meskipun tingkat kesehatan setiap orang berbeda-beda. Makanya setiap orang mutlak tahu, mengerti, dan menerapkan pola hidup sehat dalam menjalani hidup.

Olahraga secara teratur perlu dilakukan sejak dini, agar tubuh selalu sehat
(www.zigmaz.com)
Bisa dibuktikan rata-rata setiap orang, pasti menganggap sehat sangat itu penting, terutama bagi orang sakit, kecuali bagi orang yang tidak punya gairah hidup. Terbukti survei yang pernah dilakukan Sun Life Financial, mengenai Sun Life Asia Health Index yaitu survei kesehatan berdasarkan temuan survei LPSOS pada 14 Juli hingga 3 Agustus 2015 lalu. Sebanyak 4.429 orang Asia dijadikan sebagai sampel, yang berusia 25 hingga 60 tahun yang diwawancarai secara online. Survei ini mengambil sampel dari sembilan negara di Asia, yaitu Cina, Hongkong, Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Survei yang dilakukan Sun Life ini tentang sikap masyarakat terhadap hidup sehat, dan aktif, serta masalah kesehatan yang menjadi perhatian untuk masa depan, dan harapan tentang akses kesehatan. Hasil penelitian Sun Life Asia Health Index ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya sekitar 29 persen. Sementara penduduk di Indonesia yang menganggap kesehatan itu merupakan hal yang sangat penting mengalami peningkatan, dari 44 persen menjadi 73 persen, bahkan sebagai peningkatan tertinggi di Asia.

Kebanyakan masalah kesehatan utama di Indonesia seperti sakit jantung, diabetes, dan masalah pernafasan. Data ini menunjukkan adanya ruang dan kesempatan bagi pemerintah, lembaga, atau instansi yang bergelut di bidang kesehatan, untuk menghentikan kebiasaan buruk masyarakat. Selain itu, ini juga sebagai ide untuk mengarahkan dan membentuk masyarakat agar mulai kebiasaan baru dengan pola yang lebih sehat.

Salah satu upaya yang tengah dilakukan Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) saat ini ialah dalam bentuk sosialisasi pentingnya menjalani gaya hidup sehat. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami tentang bahayanya penyakit diabetes bagi kesehatan. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2016 yang jatuh pada tanggal 7 April 2016 lalu.

Tentu kegiatan Sun Life FinancialIndonesia ini merupakan hal yang sangat positif, terutama bagi masyarakat. Apalagi saat ini masyarakat Indonesia sedang disebukkan dengan canggihnya teknologi, dan disibukkan dengan kebutuhan ekonomi, sehingga masalah kesehatan kadang sering diabaikan. Harapannya, dengan adanya gerakan kesehatan seperti ini mampu “menyentak” masyarakat arti pentingnya kesehatan, sekaligus menghindari bahayanya penyakit diabetes. Hendaknya dengan pahamnya masyarakat menjalani gaya hidup sehat, mampu mengurangi resiko penderita diabetes di tanah air, maupun di dunia.

Lakukan Edukasi Sejak Dini
Diabetes saat ini sudah menjadi penyakit yang menakutkan. Sebab serangannya yang lunak, perlahan-lahan bisa merenggut nyawa, dan mencabut kesehatan dari anggota tubuh manusia. Mengingat begitu bahayanya penyakit diabetes ini, sudah saatnya pemerintah, lembaga, institusi, baik negeri maupun swasta untuk memulai gebrakan baru untuk mengatasi dan menghindarinya. Namun yang tidak kalah penting ialah, kesadaran masyarakat bahwa kesehatan itu penting, dan diabetes itu bahaya.

Salah satu jalan yang bisa ditempuh ialah dengan melakukan edukasi sejak dini, terutama bagi generasi penerus. Hal ini tentu karena generasi muda merupakan harapan bangsa, yang akan memegang amanah dalam jangka lebih panjang, meskipun usia muda tidak menjamin hidup lebih lama. Edukasi sejak dini ini maksudnya, selain melakukan penyuluhan terkait diabetes atau kesehatan pada masyarakat, pemerintah juga harus melibatkan anak muda berperan aktif. Misalnya menyisipkan budaya hidup sehat dalam proses pendidikan.

Edukasi seperti ini tidak dibatasi usia. Sebab, edukasi atau pendidikan pentingnya kesehatan dan bahayanya diabetes ini bisa diajarkan ke semua usia pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, bahkan sampai Keperguruan Tinggi (PT). Pengedukasian ini bisa dilakukan dimana saja, baik di sekolah maupun di ruang terbuka. Hal ini penting, agar sejak usia dini generasi muda sudah memperhatikan dan berusaha untuk memulai pentingnya gaya hidup sehat, serta bahayanya penyakit diabetes.
Pola makan dan konsumsi makanan yang sehat perlu diedukasikan
ke anak-anak sejak dini. (media.gettyimages.com)
Tentu saja cara mengedukasikannya mempunyai varian yang berbeda, yaitu sesuai dengan tingkatan pendidikan. Misalnya bagi anak di PAUD, guru bisa mengajarkannya dalam bentuk nyanyian, tebak-tebakkan, bahkan permainan, seperti memperagakan dengan gambar poster berbentuk kartun. Kemudian begitu pula dengan jenjang pendidikan yang lain, sesuai tingkat kebutuhan, seperti tingkat SMP atau SMA mengadakan lomba kesehatan, baik tulisan, debat, gambar, poster, dan lainnya.

Begitu pula di Perguruan Tinggi, apalagi bagi mahasiswa yang khusus menggeluti pendidikan kesehatan. Namun tidak lupa, dalam edukasi ini libatkan juga masyarakat atau orangtuanya. Sebab, orangtua merupakan tonggak kesehatan keluarga dalam rumah tangga. Misalnya saja melibatkan masyarakat berpartisipasi aktif untuk menggalakkan budaya gaya hidup sehat. Harapannya dengan menggemanya gaya hidup sehat ini, bisa menular menginspirasi lapisan masyarakat lainnya dalam rangka melawan diabetes ini. Makanya edukasi seperti ini harus berkelanjutan, agar perkembangannya selalu terpantau dengan baik.

Edukasi ini dilakukan beranjak dari kasus atau data dari WHO pada tahun 2014, bahwa satu dari sepuluh penduduk yang usianya 18 tahun ke atas bisa diserang penyakit diabetes. Artinya ini mengindikasikan sekitar 10 persen penduduk dunia tidak hanya harus bergantung pada obat setiap hari. Namun usia tersebut juga sangat rentan terhadap bahaya komplikasi yang diakibatkan penyakit diabetes, seperti gangguan penglihatan, katarak, gagal ginjal, impotensi, jantungan, gangguan pada pembuluh darah, infeksi paru-paru, bahkan amputasi tubuh karena pembusukan luka yang menahun.

Meninjau bahaya dan rentannya resiko diabetes tersebut, edukasi kesehatan merupakan salah satu cara melawan diabetes. Sebab, diabetes bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Sebab itu pula penyakit diabetes ini tidak bisa dianggap enteng. Selain itu, tentunya pemerintah harus menggalakkan budaya hidup sehat, terutama yang berada di Kemenkes RI. Misalnya menjangkau layanan kesehatan pada semua sudut negeri ini, terutama sekali daerah pedesaan, dan terisolir, yang minim fasilitas kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memerangi diabetes sejak dini, agar tidak terjadinya komplikasi yang mematikan.

Selain itu, ini juga tanggungjawab sekaligus tugas kita bersama untuk bisa melawan diabetes. Harapannya tentu untuk menepis prediksi pakar tentang meningkatnya jumlah resiko penderita diabetes di masa mendatang. Tentu hal ini sangat penting dan krusial, karena generasi muda merupakan generasi emasnya bangsa. Salah satu caranya, peduli dan mau berbagi sejak dini, mulai dari sendiri, dan berawal dari saat ini. Semoga!*
_________________________________________________________________________

1 Comments

Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !