Menapak Asa Indahnya Berbagi di Lembaga Kemanusiaan


Wisata Yatim, salah satu program unggulan PKPU (dok.pkpupadang)
"Nak, sehari lagi lebaran, adik-adikmu sudah menunggu, mau berbuka bersama. Kapan pulang?” Begitulah kira-kira suara ibuku dari kejauhan, Selasa, 6 Agustus 2013 sore itu, tepatnya tiga tahun yang lalu. Aku hanya terdiam, dan menghembus nafas panjang.

“Maaf Mak, aku belum bisa pulang. Kemungkinan Idul Fitri di sini, salam untuk Abah dan adik-adik,” aku mencoba memberi jawaban pertanyaan ibuku. Kemudian terjadi perdebatan panjang lebar, yang akhirnya ibuku mengalah dengan keputusanku.

Penyaluran Paket Lebaran (dok.pkpupadang)
Sungguh berat rasanya, ketika pertamakali mendengar takbir berkumandang di rantau orang, dengan hiruk-pikuk pekerjaan. Tentu juga berat pula bagi keluarga di kampung, terutama ibuku. Namun inilah titik awal merasakan nikmatnya Tuhan. Idul Fitri pada 1 Syawal 1434 H, Kamis 8 Agustus 2013 itu memberi kesan mendalam dalam hidupku.

Memang tidaklah mudah jika kita dihadapkan untuk memilih, apalagi ketika dihadapkan untuk memilih hal-hal yang menurut kita sama-sama penting dan prioritas. Di sinilah titik awal saya mencoba mengendalikan ego pribadi demi kepentingan ummat atau orang banyak.

Memulai dari Ucapan Salam
Dalam hidup kita memang mutlak untuk memilih. Awalnya, butuh pertimbangan yang panjang ketika saya dinyatakan lulus untuk bergabung dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional (LKN) Pos Kemanusiaan Peduli Ummat (PKPU).

Betapa tidak, saya telah menghabiskan waktu empat tahun untui meraih gelar sarjana, dengan biaya yang cukup besar. Tentu saya juga harus berusaha untuk mengembalikan biaya dari orang tua saya tersebut sebagai balas jasa. Namun di PKPU saya tidak menemukan itu, sebab di PKPU tujuannya bukan untuk materi (kaya), tetapi sebagai wadah untuk berbagi.

Berbagi Masker (dok.pkpupadang)
Setelah memutuskan untuk bergabung, banyak hal-hal kecil yang selama ini aku lupakan ternyata di PKPU itu menjadi sesuatu yang dibudayakan. Contoh kecilnya salam atau sapaan, seperti dalam agama Islam diucapkan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, (semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahanNya terlimpah kepada kalian). Makanya bagi yang mendengarkan wajib membalasnya dengan kalimat Waalaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh (semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahanNya terlimpah juga pada kalian). Dalam hal kecil seperti ini akan membawa dampak besar, sebagai wujud peduli dengan sama-sama mendoakan.

Memang mulanya tidak mudah menjalani ini semua. Sarjana pendidikan yang berlatarkan bahasa dan sastra, harus berkutat dengan orang-orang yang berwajah Islami. Berkat kemauan, tekad, dan keyakinan akhirnya saya bisa berbaur dengan kebiasaan orang-orang dalam lembaga PKPU Cabang Padang ini. Kemudian mulai melakukan hal-hal kecil yang lebih bermanfaat.

Kadang, ada penyimpangan dalam hati untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, dengan income yang lebih pula. Namun setelah tiga bulan berkecimpung di lembaga kemanusiaan ini, baru terasa ada sesuatu yang melekat di hati, terutama kedekatan pada Sang Pecipta. Selain kantornya dekat masjid, juga setiap hari ada rutinitasnya membaca Al-Qur’an ketika apel pagi. Sehingga PKPU bisa disebut sebagai wadah pembelajaran bagi ummat.

Peduli Sinabung  (dok.pkpupadang)
Jujur, sebelumnya hal seperti ini sudah jauh dari hidupku ketika di bangku kuliah. Selama kuliah aku hanya sibuk berorganisasi yang basisnya kepemimpinan, pemerintahan, pendidikan, dan tulis-menulis. Namun setelah bergabung di PKPU, ternyata ada hal kecil yang sering kita lupakan, yaitu sikap peduli dengan mengesampingkan ego pribadi. Ternyata peduli dan berbagi juga proses pendidikan, yaitu dengan men-edukasikan ke generasi muda arti pentingnya berbagi.

Mendahulukan Kepentingan Ummat
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalupun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran darinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr:9).

Kita mungkin sering lupa pelajaran di waktu Sekolah Dasar dulu, ketika guru menyuruh kita terbiasa menolong, bahkan mendahulukan untuk menolong orang lain. Mungkin juga kita sudah banyak yang lupa nasihat guru ngaji (ustadz/ustadzah) yang mengajarkan kita berbuat kebaikan, dan selalu menolong orang lain di atas kepentigan pribadi.

Bantuan Korban Banjir (dok.pkpupadang)
Tidak dipungkiri, begitu banyaknya diantara kita yang masih egois dengan kepentingan pribadi, dan lalai memperhatikan orang di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Padahal, sudah jelas di dalam agama kita, khususnya agama Islam mengajarkan untuk meredam sifat egois, yaitu dengan memperhatikan kehidupan orang-orang di sekitar kita, terutama tetangga.

Kita bisa belajar dari Rasulullah saw, yang mendidik istri-istrinya untuk mendahulukan orang lain, memberikan makanan kepada orang lain, meskipun terkadang makanannya terbatas kesediaannya. Begitu pula ketika Rasulullah saw meminta para sahabatnya untuk bersedekah. Keutamaan yang bakal kita dapat; 1) akan dicintai oleh Allah Swt, sebab dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Abid-Dunya dan Sanad Hasan bahwa orang yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain. 2) akan dicintai oleh manusia, sebab hadist riwayat Ibnu Majah dan Derajat Hasan bahwa seseorang akan yang zuhud dari apa yang dimiliki manusia, ia akan dicintai oleh saudara-saudaranya, teman, dan kerabatnya. 3) akan dimudahkan urusan dunia dan akhirat, sebab dalam hadist riwayat Muslim dikatakan bahwa siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah Swt akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. 4) akan semakin tumbuh ikatan ukhuwah yang erat, sebab dalam hadist riwayat Bukhari yang berbunyi “Saling menghadiahkanlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.”

Prosmiling  (dok.pkpupadang)
Subhanallah, sungguh besar karunia Allah Swt, ternyata kisah-kisah seperti itu pernah saya temukan dalam lembaga yang berkecimpung dalam misi kemanusiaan dan pemberdayaan ummat, salah satunya Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Cabang Padang Sumatera Barat. Sungguh beruntung rasanya pernah berkecimpung dan ikut andil dalam lembaga PKPU Cabang Padang, sebab dari sinilah rasa peduli dalam diri ini kembali tumbuh dan bersemi, hingga mekar setiap hari.

Betapa tidak, saya melihat dan sekaligus menyaksikan bahwa orang-orang yang bekerja, karyawan maupun relawan di PKPU, terutama di cabang Padang, keluarganya tidak ada yang mewah, dan sungguh hidup sederhana. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana cara orang-orang hebat di PKPU itu bisa menghidupi keluarganya, dengan memiliki istri dan anak, tapi penghasilan pas-pasan. Dalam kondisi keluarga seperti itu, orang-orang hebat di PKPU memiliki keyakinan yang kuat untuk selalu berbagi untuk ummat, dan orang yang lebih membutuhkan.

Bencana Manado (dok.pkpupadang)
Saya dalam kondisi lajang saja masih tertatih-tatih dalam mencukupi kebutuhan hidup, tapi bagaimana dengan mereka yang di PKPU yang sudah berkeluarga? Tetapi pikiranku mereka patahkan oleh salah seorang Kepala Bidang Pemberdayaan PKPU Cabang Padang ketika hal ini kupertanyakan di sela-sela istirahat; “tugas kita di sini adalah untuk peduli dan berbagi, agar sebanyak mungkin orang bisa merasakan manfaatnya, semuanya bakal ada balasan yang setimpal oleh Allah Swt. Bukankah menanam benih untuk bisa dipetik di Surga lebih baik dibanding menanam di bumi walaupun bisa dipetik sekarang juga? Rezeki itu urusan Allah, bukan urusan kita memikirkannya, tugas kita cukuplah berusaha.”

Mendengar hal itu, terenyuh rasanya dalam hati. Lama aku termenung, sebab selama ini kita hanya sibuk dengan diri sendiri, sibuk dengan duniawi. Kita sering lupa, bahwa orang-orang sekeliling kita sering menjerit minta pertolongan. Padahal, sudah jelas Allah Swt yang mengatur semua hal yang di bumi dan di langit. Seharusnya kita tidak boleh takut atas apapun ketika berpegang pada jalan Allah Swt, sebab dalam Hadist Riwayat Muslim sudah dikatakan “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.”
Pada hari lebaran Idul Fitri, semua orang pulang kampung. Tapi bagi orang-orang yang berkecimpung di PKPU, acara pulang kampung atau mudik harus ditunda dulu. Hal ini karena ada tanggungjawab yang lebih besar, bukan hanya dipertanggungjawabkan di dunia tapi juga di akhirat, yaitu membagikan zakat fitrah, infak, sedekah, dan dana ramadhan lainnya yang harus segera disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan, bahkan sampai Idul Fitri setelah shalat Id masih bekerja demi kepentingan ummat.

Hal ini tidak jauh beda dengan Baznas, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan lembaga lainnya. Mulai dari menghimpun dana, dengan mengajak masyarakat berzakat, berinfak, sedekah, hingga mencari dana untuk kepedulian kepada saudara kita di Palestina, Rohingya, Alleppo Suriah, serta bantuan bencana di tanah air.

Peduli Korban Gunung Merapi Yogyakarta (dok.pkpuyogyakarta)
Penghimpunan dananya mulai dari menyebar brosur, broadcast di media sosial, datang rumah ke rumah, kantor ke kantor, hingga mendirikan stand di berbagai pusat keramaian. Kadang memang ada ejekan juga dari masyarakat, tapi jangan patah arang, sebab lebih banyak yang peduli daripada ejekan. Kuncinya, kepercayaan dirilah yang lebih utama dalam menghimpun dana ini.

Setelah dana terhimpun, barulah mendata orang-orang yang paling membutuhkan. Tentu harus dilakukan dengan teliti, agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyaluran dana tersebut.

Dari Tanah Air Hingga ke Mancanegara
Selama satu setengah tahun saya bergabung di PKPU Cabang Padang, tepatnya tiga tahun yang lalu. Begitu banyak misi kemanusiaan yang digeluti oleh PKPU, programnya bukan hanya penyaluran dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Qurban, tetapi PKPU juga ada program pembinaan untuk masyarakat, seperti adanya Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan nama Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat (KUMM), dan Usaha Masyarakat Mandiri Indonesia (UMMI). Program ini menghimpun dan membina masyarakat yang ingin punya usaha, baik secara mandiri maupun kelompok, mendapat bantuan sekaligus binaan dari PKPU.

Selain itu, PKPU juga punya program seperti Khitanan Massal, Belanja Bareng Yatim (BBY), Wisata 1000 Yatim, Sebar Qur’an Nusantara (SQN), Dakwah ‘Alam Indonesia (DAI), Beasiswa Akselerasi Pintar (BE STAR), Beastudi Muda bagi Mahasiswa Unggul Indonesia, Kampung Nutrisi, Program Kesehatan Keliling (ProsMiling), Bangun, Semarakkan Masjid dan Mushalla (BASMALAH), La Tahzan (mobil keliling untuk jenazah), Manajemen Masjid, bahkan ada program Tabung Peduli, yaitu mengajak anak-anak sekolah untuk berbagi dengan menabung untuk membantu temannya yang kurang mampu, agar bisa sekolah. Tentunya banyak lagi program lain yang sifatnya untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu.

Peduli Somalia (dok.pkpupadang)
Misalnya untuk PKPU Cabang Padang, setiap tahunnya mampu membawa ratusan anak yatim dan dhuafa untuk liburan ke tempat wisata yang ada di Sumatera Barat, seperti wisata air Minang Fantasi Water Park Padang Panjang, atau menikmati wisata pantai di Gondoriah Pariaman. Kemudian pada bulan Ramadhan, seminggu sebelum lebaran PKPU Padang setiap tahunnya berhasil membawa anak yatim dan dhuafa berbelanja keperluan lebaran, dengan memberi belanja ratusan rupiah.

Namun yang lebih menginspirasi, tim Rescue PKPU selalu turun tangan, dan langsung bertindak cepat ketika terjadinya bencana, baik bencana atau musibah yang terjadi karena bencana alam, seperti Tsunami di Aceh, Gempa di Padang, Gunung Meletus di Yogyakarta, Bencana akibat letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Tsunami di Mentawai, serta bencana lainnya, bahkan yang baru-baru ini di Garut Jawa Barat.

Bukan itu saja, PKPU juga peduli bencana terjadinya krisis kemanusiaan akibat perang yang terjadi di negara lain seperti negara Palestina, Turki, Alleppo di Suriah, atau konflik kemanusiaan Rohingya di Myanmar, dan pengungsi Somalia di perbatasan Kenya. Bahkan, pada tahun 2014 Palestina menerima bantuan sebesar 3.400 euro, baik dalam bentuk makanan, minuman, dan obat-obatan dari PKPU.

Peduli Syria (dok.pkpupusat)
Khususnya di Rohingya, etnis beragama muslim yang selama puluhan tahun mengalami deskriminasi ini mendapat bantuan dari PKPU berupa distribusi kebutuhan dasar hidup, makanan, obat-obatan, hingga penyediaan pompa tangan dan shelter untuk bernaung. Misi PKPU di Rohingya, yaitu mendistribusikan logistik dan santunan anak yatim Rohingya, membangun 10 shelter dan 8 pompa air, yang bisa mencukupi 100kk, 33 MCK, 550 karung beras, 40 ribu kayu bakar, dan 130 ekor sapi Qurban.

Bantuan kemanusiaan lainnya juga disalurkan ke negara lain yang terjadi bencana alam atau negara yang terkena bencana konflik. Tim relawan terjun langsung ke lapangan untuk menyalurkan misi kemanusiaan tersebut. Maka dari itu pula PKPU dipercaya oleh masyarakat dan bahkan mendapat penghargaan tingkat ASEAN.

Pada 2014 PKPU berhasil meraih penghargaan ASEAN Day for Disaster Management (ADDM) pada peringatan International Day for Disaster Reduction (IDDR) (republika.co.id), kemudian juga dari meraih penghargaan dari Pemerintah Provinsi Salinurfa, Turki atas aksi sosial PKPU (antaranews.com). Selain itu PKPU yang sudah berdiri sejak tahun 1999 ini sudah memiliki cabang di semua provinsi, bahkan di luar negeri, seperti Jepang dan Korea.

Peduli Nepal (dok.pkpupusat)
Setiap hari menghimpun dan menyalurkan dana, bukan hanya ketika ada bencana, tetapi juga setiap hari menerima berbagai proposal bantuan dari masyarakat. Di sinilah dibutuh kerja keras, dan kerja cerdas, untuk bisa menentukan masyarakat yang layak dibantu. Sebab sangat banyak ditemukan orang yang seharusnya membantu tetapi minta bantuan. Sehingga pada kasus ini memang ada tim khusus untuk survei ke lokasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam penyaluran dana ummat.

Meskipun PKPU basisnya Islam, tetapi dari penyaluran tidak hanya memandang dari sudut satu agama Islam saja, apalagi berbau ras ataupun suku. PKPU menyalurkan dana kemanusiaan, dan membantu pemerintah dalam tanggap bencana dari berbagai suku dan agama, sebab bagi tim PKPU tiada batas untuk berbuat baik. Sebab integritas dalam berbagi untuk memanusiakan lebih manusiawi lebih berarti untuk semua penjuru bumi.

Selama 1,5 tahun saya belajar bagaimana menyebarkan sikap peduli dan berbagi. Tentunya penuh kesabaran dan keuletan. Sebab, tidak semua orang suka dengan pekerjaan seperti ini, apalagi sampai meminta dana ke jalanan. Tapi kita harus ingat satu hal, yaitu niat awal untuk membantu orang yang lebih membutuhkan.
Peduli Palestina (dok.pkpupusat)
Mulai dari perencanaan penggalangan dana, menghimpun dana, hingga penyaluran sampai ke tangan penerima bantuan. Proses ini tidak boleh putus, agar bantuan yang disalurkan benar-benar terasa manfaatnya oleh masyarakat banyak. Hingga akhirnya sikap peduli dan berbagi bisa menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Ada kutipan yang menarik dari PKPU; "Percayalah, untuk mendengar kisah inspiratif yang menggetarkan hati, tidak selalu harus datang di seminar motivasi orang-orang yang sudah populer. Ketahuilah, bahwa orang-orang disekitar kita memiliki jutaan pengalaman hidup yang tidak kalah menginspirasi. Kita hanya perlu menjadi pendengar yang baik, kemudian biarkan mereka bercerita."

Semoga segala sesuatu yang dilakukan, mendatangkan manfaat, dan serta mendapat syafaat di akhirat kelak. Amiin.*

#LombaEsaiKemanusiaan



0 Comments