PADANG – Selaku generasi muda, kita patut berbangga telah ditakdirkan sebagai orang Indonesia. Betapa tidak, kita hanya bertugas menjaga, mengelola, dan meningkatkan warisan peninggalan pendulu. Bukan sekedar menikmati saja.
Tugas mulia kita,
sesungguh bukan hanya selfie, menggunggah ke media sosial, dan kemudian saling
menyambut atau melempar komentar. Padahal hal yang semacam itu tiada guna,
bahkan media sosial kadang hanya menjadi corong saling hina di dunia maya,
hingga tidak saling sapa di dunia nyata.
Sebab itu pula,
sangat perlu bijak bermedia sosial. Namun yang paling penting, sebagai generasi
muda haruslah selalu berpikir positif dengan segala hal. Pasalnya, apabila
berpikir negatif akan menghasilkan sesuatu negatif pula. Ibarat kata pepatah,
kita akan menuai sesuai apa yang ditanam.
Gen Posting
Sesuai pemaparan
Direktur Pengelolaan dan Penyediaan Media Menkominfo, Dra. Siti Meingisih,
M.Sc., bahwa selaku generasi muda hendaknya menjadi Generasi Positif Thinking
(Genposting) dengan menyebarkan atau membangun informasi dan konten positif serta kreatif, bukan konten negatif.
Menurut Siti,
generasi muda ialah tulang punggung kemajuan bangsa. Pasalnya, generasi muda
sebagai cikal-bakal yang membangun Indonesia ke depannya. Dikatakannya, generasi
muda ialah kaum yang dipercaya mampu menjadi sumber motivasi, dan inspirasi
banyak orang di sekitar lingkungannya hingga seluruh dunia.
Sesuai
penjelasannya, bisa ditarik simpulan bahwa kuala muda hendaknya harus berupaya
menciptakan inovasi-inovasi baru. Generasi muda dengan sebutan generasi
milenial ini harus mampu memunculkan karya, dan prestasi gemilang, bukan malah
ikut-ikutan membuat huru-hara di media sosial maupun di dunia nyata.
“Patut dicontoh
sebagai motivasi, Ferri Unardi asal Padang yang mampu menciptakan Traveloka,
Muhammad Al Fatih Timur asal Bukittinggi mendirikan kitabisa.com, dan puluhan
anak muda dari Minangkabau serta dari daerah lainnya, yang bukan saja
menjembatani kemudahan jutaan orang, karena mereka anak muda yang kreatif,”
papar Siti pada acara FlashBlogging di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat,
Jumat (30/11/2018).
Ia juga mengakui, bahwa orang-orang dari ranah Minangkabau atau Sumatera Barat (Sumbar) memiliki kreativitas yang tinggi. Terbukti, kunjungan destinasi wisata di Sumbar meningkat, dan semakin dikenal luas di dunia. Begitu pula beragam kuliner asal Minangkabau bahkan menjadi magnet wisatawan datang ke Sumbar. Terutama untuk mencicipi randang dan Sate Padang langsung di daerah asalnya.
Ia juga
mengungkapkan , bahwa pengguna internet di Indonesia kini mencapai 132,7
persen, dengan 80 juta diantaranya aktif di media sosial, dan mayoritas
generasi muda. Namun sayang, sebagian besar masih banyak menyebar konten
negatif, ujaran kebencian, dan radikalisme.
Padahal sejatinya
sebagai generasi muda, menurut Siti seharusnya mampu menjadi generasi pembawa
perubahan ke arah yang positif, yakni bermedia sosial dengan bijak, dan
bertanggungjawab. Sebab, ketika menulis dan menyebar konten negatif justru akan
membawa dampak cara berpikir masyarakat ke arah yang buruk.
“Jadilah kaum milenial yang produktif, dengan memanfaatkan media sosial bukan sekedar ajang berekspresi semata, tetapi juga memberi manfaat. Misalnya wadah berbisnis, menjual produk UMKM, dan lainnya untuk berdaya saing, dan menjadi taun di rumah sensiri,” pesannya di hadapan ratusan blogger di Sumbar.
Membangun Konektivitas
Tenaga Ahli
Kementerian Informatika, Handoko Darta selama empat tahun perjalanan Indonesia
Kreatif, kini Indonesia sudah mulai diperhitungkan dunia. Padahal katanya,
selama 73 tahun nama Indonesia redup, dan hanya stagnan sebagai negara
berkembang, bukan negara maju.
"Bayangkan,
selama 73 tahun Indonesia telah kehilangan dua momentum sebagai sebagai negara
maju, minyak bumi maupun hutan yang dulu kini hilang, tanpa hasil kecuali bagi
orang-orang tertentu saja," jelasnya.
Padahal
menurutnya, apabila dilihat dari Sumber Daya Alam (SDA), Indonesia sebenarnya
seharusnya sudah menjadi "raja" di dunia, tapi semuanya sirna. Kini,
dimasa Kabinet Kerja pasangan Jokowi-JK, Indonesia mulai bangkit dengan berbagi
sekto. Baik ekonomi, infrastruktur, pariwisata, olahraga, pendidikan, dan
sebagainya.
"Tidak ada
negara maju tanpa infrastruktur yang bagus, makanya pemerintah sekarang sedang
galak-galaknya membangun infrastruktur sebagai konektivitas semua daerah,"
sebutnya.
Selain itu, sampai ke daerah pelosok dan terisolir kini mulai tumbuh. Jalan-jalan mulai dibangun, listrik rasio elektrifikasi sudah mencapai 97,50 pada tahun 2018. Indeks daya saing (WEF) yang hanya 42 persen pada 2017 kini sudah meningkat. Bahkan, untuk menunjang pembangunan sektor pariwisata pemerintah juga sedang fokus menggarap pada 10 destinasi wisata.
"Selain
pariwisata, di daerah pelosok 73 tahun tidak ada jalan dan listrik, kini sudah
bisa diakses dan sudah mulai ada penerangan," pungkasnya.
Terkait kegiatan
FlashBlogginh yang digelar Kominfo RI ini, dihadiri ratusan blogger dari
berbagai daerah di Sumbar. Selain pemberian materi, juga diisi dengan hiburan,
nyanyi, dan mendongeng. Tujuan kegiatan ini menciptakan generasi muda yang
kreatif, inovatif, dan berpikir posting. *
#FlashBloggingPadang
#FlashBloggingPadang
0 Comments
Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !