“Jika kau bukan anak raja, dan bukan pula anak
ulama besar, maka menulislah,” kata warisan Imam Al-Ghazali inilah sebagai
giziku agar selalu menulis, meskipun masih marangkak-rangkak.
Imam
Al-Ghazali menyadari betul bahwa ia bukan keturunan strata sosial atas. Apalagi aku, hanya anak petani kecil dari kampung
kecil. Aku takut, nanti ketika “pulang” tidak meninggalkan apa-apa. Jadi
setidaknya, tulisan di www.wahyuku.com bisa menjadi warisan.
“Tak kenal, maka ta’aruf”, kenalkan Wahyu Amuk pengelola www.wahyuku.com. Terlahir sebagai anak
petani, penikmat kopi pagi, dan hujan di ujung petang. Lelaki yang pernah bertahun,
bolak-balik menjajaki hutan belukar berkilometer agar bisa membaca nama “budi,
bapak budi, ibu budi” di papan tulis atas nama pendidikan.
Pengelola
www.wahyuku.com ini seorang perantau,
untuk menemukan jutaan karib-kerabat tak sedaging-sedarah. Suka melancong,
menikmati tanah Indonesia, hidup mandiri, dan suka menyendiri bila ditinggal
nikah oleh yang terkasih.
Dalam
www.wahyuku.com ini berisikan beragam
tulisan. Bila nanti tidak ada manfaat apa-apa, tinggalkan saja. Kemudian duduk-menungkan
untuk meninggalkan pesan istimewa. Biar kubaca. Memang, tidak ada yang istimewa,
kecuali jatuh cinta.
I'm a journalist, writer, blogger, traveller, and designer | FB | Twitter | Instagram |
0 Comments
Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !