Budaya itu ibarat jantung pada tubuh, yang perlu dijaga kesehatannya. Jika tidak, tubuh akan runtuh dan tinggal rangka di mata dunia.”
Bukan kabar yang asing lagi, bahwa negeri Indonesia,
memang sangat terkenal dan kental dengan berbagai macam budaya. Setiap daerah
di Indonesia mempunyai budaya dengan khas masing-masing, terutama di daerah
Pulau Jawa. Salah satu daerah di Pulau Jawa yang banyak menyimpan budaya ialah
Kabupaten Indramayu, di tanah Pasundan Jawa Barat.
Dilihat dari sejarahnya, Indramayu berasal
dari kata “Darma Ayu”, sebuah legenda yaitu Nyi Endang Darma Ayu sebagai Dewi dari Istana langit yang jatuh cinta pada Arya Wiralodra. Selain dijuluki sebagai
kota Mangga, Indramayu juga memang sangat kental dengan seni tradisi dan seni pertunjukkan. Jadi memang pantas Indramayu disebut sebagai kota budaya. Ragam budaya yang ada di daerah Indramayu sebagai hasil akulturasi
dua budaya, yaitu Sunda dan Jawa. Sebab, budaya di Indramayu sebagai
impementasi ekspresi yang penduduknya campuran Suku Sunda dan Suku Jawa.
Indramayu Kental Seni Tradisi
Nah, inilah uniknya Kota Indramayu, sebab
budaya dari dua suku yang berbeda, mampu mereka pertahankan hingga saat ini. Setiap
kecamatan di kota Mangga ini pun memiliki ciri khas budaya yang berbeda pula. Berbagai
kebudayaan di Indramayu itu disajikan dalam bentuk seni tradisi, seperti Nadran, Ngarot, Sedekah Bumi, Jaringan,
Ngunjung, Mapag Tamba, dan Mapag Sri.
Nadran
Budaya Nadran
merupakan sebuah sebuah tradisi tahunan yang rutin diadakan oleh para nelayan
Indramayu. Berdasarkan dari asal katanya, Nadran
dari kata “Nadzar” atau “Nadzaran” (syukuran) yang menunjukkan bahwa tradisi
sebagai bentuk syukuran atau ungkapan terima kasih para nelayan kepada Tuhan,
Yang Maha Pemberi Rezeki, yaitu hasil laut seperti ikan dan lainnya yang
melimpah.
Selain sebagai bentuk rasa syukur, tradisi Nadran ini sebagai doa agar hasil
tangkapan ikan oleh para nelayan selalu meningkat, sekaligus agar terhindar
dara bencana, petaka, atau mara bahaya bagi nelayan ketika sedang melaut.
Biasanya tradisi ini digelar bulan Oktober hingga Desember, seperti di Pantai
Eretan, Dadap, Karangsong, Limbangan, Glayem, Bugel, dan Ujung Gebang, yang
diikuti ribuan nelayan. Ada makna penting pada tradisi Nadran ini, salah satunya agar tidak melupakan Tuhan dari memulai
hingga menyudahi segala pekerjaan.
Tradisi Nadran
ini biasanya diawali dengan beberapa prosesi, seperti acara keagamaan, ruwatan,
pagelaran tari, lomba, hiburan rakyat, baik tradisional maupun modern. Namun
dari sekian banyak prosesi itu, Meron lah
yang paling penting. Meron ini
sebagai inti atau puncak tradisi Nadran,
yaitu melarungkan miniatur perahu yang berisi kepala, dan kulit kerbau, serta
berbagai sesaji ke dalam laut. Prosesi Meron
ini hampir mirip dengan acara Tabuik di
Pariaman Sumatera Barat.
Ngarot
Tardisi Ngarot
ini fungisnya hampir sama dengan Nadran,
yaitu bentuk doa untuk agar bisa menghasilkan padi yang melimpah. Sebab,
tradisi Ngarot diselenggarakan
sebelum menggarap sawah atau menyambut musim tanam, Kabarnya, tradisi ini umurnya
sudah cukup tua, karena Ngarot ini
sudah ada sejak abad 16 silam. Begitu cintanya masyarakat Indramayu dengan
budayanya, tradisi Ngarot ini masih
bisa bertahan hingga saat ini, terutama di Kecamatan Lelea.
Tradisi Ngarot
ini biasanya dilaksanakan setiap hari Rabu, minggu keempat setiap bulan
November. Tradisi Ngarot ini
dimeriahkan peserta muda-mudi. Pakaian yang dipakai pun sangat khas, dengan berbagai
aksesoris yang gemerlap, meriah, dan warna-warni. Setiap tahunnya ribuan
muda-mudi akan menghiasi jalan dalam bentuk pawai. Jangan heran, ribuan mata
pengunjung pun ikut menyaksikan tradisi Ngarot
ini.
Sedekah
Bumi
Tradisi Sedekah Bumi ini tujuannya hampir sama
dengan tradisi Ngarot, yaitu sebagai
ritual doa agar mendapat hasil padi yang berlimpah, dan padi jauh dari serangan
hama. Tradisi Sedekah Bumi ini
dilaksanakan petani pada saat akan turun menggarap sawah, yang biasanya
dilakukan pada awal musim atau Oktober. Prosesi tradisi Sedekah Bumi ini pada umumnya dimulai dengan berkumpulnya
masyarakat pada suatu tempat, yang biasanya digelar di sawah demplot (sawah percontohan milik
perorangan tapi dikelola secara bersama).
Selain itu, tempat
alternatif pelaksanaan tradisi Sedekah
Bumi ini bisa di pinggir jalan, letak yang strategis, pematangnya luas, dan
hasil panennya pun baik. Jika tidak, prosesi tradisi Sedekah Bumi ini juga bisa dilaksanakan di pendopo desa, tempat
pertunjukkan, yang biasanya dengan pertunjukkan wayang kulit purwa, sebagai
salah satu isyarat bagi petani agar bersiap-siap untuk menggarap sawahnya.
Tradisi Sedekah Bumi ini diikuti oleh
semua kelompok tani atau petani, dan dipimpin langsung oleh punduh (orang yang dituakan). Prosesi
tradisi Sedekah Bumi ini pun dimulai
dengan pemilihan bibit, dan membersihkan irigasi secara bersama.
Jaringan
Indramayu memang memiliki
tradisi yang unik, terutama di daerah Pamanukan, Lebak,
Dan Parean Bulak, sangat
akrab dengan tradisi mencari jodoh. Tradisi mencari jodoh ini disebut juga Jaringan. Biasanya di daerah ini
terdapat pasar jodohnya. Pasar jodoh ini selalu ramai oleh muda-mudi, hingga
janda dan duda ikut berkumpul mencari jodoh. Jika merasa cocok, mereka akan
mulai pacaran dan kemudian ada proses lamaran untuk menikah.
Uniknya lagi di prosesi Jaringan ini, pihak lelaki menggunakan
sarung untuk menggaet wanita yang diinginkannya. Siapapun boleh ikut dalam
prosesi Jaringan ini, mana tahu
bertemu jodoh disana. Sebab, biasanya banyak pasangan mendapat jodoh dalam
tradisi Jaringan ini. Jika berminat, Jaringan
ini diadakan pada malam bulan purnama. Pasalnya bagi warga jika melaut pada
malam purnama ikan sulit didapatkan, sehingga tidak ada yang melaut, dan itu
waktu yang tepat untuk berkumpulnya adalah di pasar jodoh.
Ngunjung
Tradisi ini merupakan
syukuran sekaligus prosesi berdoa, dengan mengunjungi makam keramat, leluhur,
serta tokoh agama. Tujuannya dengan maksud memohon keselamatan. Biasanya
tradisi Ngunjung ini dilaksanakan
pada bulan Syuro atau Maulud. Ngunjung
atau ziarah kubur ini sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh-tokoh yang
terdahulu, dengan segala jasa yang telah diberikanya kepada masyarakat semasa
hidupnya.
Sebenarnya Ngunjung ini selain syukuran dan berdoa,
juga sebagai proses pembelajaran bagi para generasi muda untuk selalu mengingat
jasa-jasa leluhurnya. Prosesi tradisi Ngunjung
ini biasanya juga dimeriahkan dengan tari-tarian, terutama kesenian Wayang
Cepak. Ngunjung ini pun dihadiri oleh
seluruh masyarakat, pemerintah setempat, serta pemangku agama setempat.
Mapag Tamba
Indramayu juga memiliki
tradisi untuk mengusir penyakit, terutama di daerah Cikedung Lor, yang biasanya
disebut dengan Mapag Tamba. Tradisi
ini merupakan ritual selama 40 hari setelah masa tanam padi. Di daerah lain, Mapag Tamba ini sering disebut Tolak Bala. Pada prosesi Mapag Tamba ini dilakukan dengan cara
membawa air tambak ke dalam batang bambu yang berasal dari sesepuh setempat. Mapag Tamba ini kabarnya sudah ada sejak
ratusan silam, dan sampai sekarang masih bertahan.
Air dalam batang bambu itu
biasanya dibawa oleh pamong desa (wadyabala nibakena tamba), yang dibagi
beberapa kelompok. Tugas pamong desa ini menguncurkan air suci sepanjang garis
perbatasan desa. Para pamong ini biasanya mengenakan pakaian serba putih, dan
tidak boleh bicara apapun selama prosesi ritual berlangsung. Tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya menyangkut
hajat orang banyak, yaitu ucapan syukur, sekaligus memohon doa keselamatan bagi
warga, termasuk untuk tanaman padi para petani jauh dari hama dan bencana,
supaya pertaniannya berhasil.
Mapag Sri
Tradisi adat atau budaya
masyarakat yang sangat terkenal khususnya bagi masyarakat Jawa dan Sunda, ialah
Mapag Sri. Tradisi ini untuk menyambut
datang masa panen padi raya sebagai wujud rasa syukur kepada pemberi rezeki, yaitu
Tuhan yang Maha Esa. Dalam bahasa Jawa halus, Mapag Sri ini diartikan sebagai menjemput padi, atau panen padi.
Makanya tradisi ini biasanya digelar menjelang masa panen padi.
Mapag Sri ini tidak selalu bisa
dilaksanakan setiap tahun, sebab hasil panen tidak selalu melimpah. Faktor
keamanan, dan buruknya hasil panen sangat menentukan tradisi ini. Mapag Sri ini dipercayakan Dewi Sri (Nyi
Pohaci Sanghyang Sri) yang masih dianggap sebagai Dewa Padi. Bagi masyarakat
daerah wilayah Pesisir Pantura Indramayu, Dewi Sri disebut sebagai pemberi
kehidupan. Makanya sebelum menuai padi beberapa bulir padi yang sudah menguning
dipungut, kemudian dibentuk dua lambang pengantin, dan diarak pulang, tujuan
agar padi mendatangkan kehidupan yang bermanfaat.
Prosesi tradisi Mapag Sri ini biasanya disajikan dengan
berbagai sesaji dan kesenian. Setiap daerah menyajikan sesaji dan kesenian yang
berbeda pula. Di Rancakalong dan Sumedang upacarany menampilkan kesenian
tarawangsa. Sementara di Baduy dengan angklung, sedangkan Cirebon dan Indramayu
dimeriah dengan tari topeng dan wayang kulit. Namun mayoritas di Indramayu Mapag Sri ini selalu ada Wayang
Kulit.
Begitu kayanya Indramayu di
tanah Pasundan ini dengan beragam budaya tradisi. Pada umumnya Jawa Barat
memang memiliki kekayaan adat dan budaya tiada tanding. Lihat saja daerah
Indramayu, yang setiap langkah kehidupan masyarakatnya selalu dihiasi dengan
beragam budaya tradisi, yang sudah turun-temurun sejak puluhan hingga ratusan
tahun. Sebab itu pula, Indramayu ini sangat kental dengan daerah yang
dikeramatkan. Makanya banyak ritual-ritual yang dilakukan pada waktu-waktu
tertentu, baik bulanan maupun tahunan. Oleh sebab itu, setiap daerah dan setiap
tempat di Indramayu memiliki jenis ritual yang berbeda pula, seperti bersih desa, ngaseuk, buka sirap, rasulan,
mitoni, seren taun, panjang jimat,
memayu, dan sebagainya.
Indramayu Kaya Seni Pertunjukan
Selain itu, kota Indramayu
yang terkenal dengan kota Mangga Cengkir
ini juga kaya dengan budaya seni pertunjukan atau panggung hiburan bagi
masyarakatnya. Budaya yang diimplementasikan dalam bentuk seni pertunjukkan
ini, biasanya sebagai hiburan dalam acara-acara besar, atau pesta rakyat.
Budaya kesenian ini pun sudah berumur tua, dan turun-temurun hingga sekarang
ini, seperti Organ Tunggal, Tari Topeng,
Wayang Kulit, Sintren, Tarling, Genjring Akrobat, Sandiwara, Berokan, Singa
Depok dan Kebo Ngamuk.
Organ Tunggal
Kesenian Organ Tunggal sangat terkenal di
Indramayu, yaitu sebuah bentuk pentas musik di atas panggung. Pertunjukkan
musik ini biasanya dimeriahkan oleh artis atau biduan lokal, dengan menggunakan
alat musik yang besar, terutama piano elektronik. Organ Tunggal ini biasanya sering digelar ketika acara-acara besar,
seperti peringatan hari tujuh belasan, menyambut hari besar agama, misalnya
Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Organ
Tunggal beserta artisnya yang sangat ternama di Indramayu, ialah Rolani
Electone dengan artis Aas Rolani, dan Puspa Kirana dengan artis Dewi Kirana.
Kedua Organ Tunggal ini pun sudah
melalang buana di panggung musik, bahkan termasuk di luar provinsi.
Tari Topeng
Kesenian Tari Topeng ini asli daerah Cirebon,
termasuk dimiliki juga oleh Indramayu. Tari
Topeng merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari ini disebut
dengan Tari Topeng karena penarinya
memakai topeng, yang tentu sangat berbeda dengan tari lainnya. Tari Topeng ini sangat banyak macamnya,
baik gerakan maupun cerita yang akan disampaikan. Hal ini akibat Tari Topeng ini selalu mengalami
berbagai modifikasi dan perkembangan.
Tari Topeng biasanya bisa dibawakan
oleh satu penari saja (penari solo), atau juga bisa dimainkan oleh beberapa
orang. Salah satu Tari Topeng yang
cukup terkenal ialah Tari Topeng Kelana
Kencana Wungu, sebagai rangkaian Tari
Topeng gaya Parahyangan. Tari Topeng
ini pada dasarnya menceritakan Ratu Kencana Wungu yang dikejar-kejar oleh Prabu
Menak Jingga. Tari ini diciptakan oleh Nugraha Soeradiredja. Setiap Tari Topeng menggambarkan perwatakan
manusia. Ciri khasi Tari Topeng ialah
tari gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, dengan alunan musik kendang dan
rebab.
Sampai saat ini, Tari Topeng di Indramayu masih sangat
eksisi dan dipelajari di sanggar tari yang ada di Indramayu. Tari Topeng sering dipentaskan dalam acara resmi daerah, atau
pada acara tradisional lainnya. Salah satu sanggar Tari Topeng yang terkenal di Indramayu ialah Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah. Sanggar tari sang maestro Tari Topeng ini terletak di Desa
Pekandangan Indramayu, Jawa Barat.
Wayang Kulit
Pada umumnya masyarakat
hanya tahu Wayang Kulit berlaku untuk
orang Jawa dan Cirebon saja. Padahal di Indramayu juga sangat kental dengan
kesenian Wayang Kulit. Kesenian Wayang Kulit Indramayu sekilas tidak ada
bedanya dengan Wayang Kulit dari
Cirebon, baik lakon atau guyonannya, hanya perbedaannya terletak pada dialek
bahasa yang digunakan saja. Biasanya dialek yang digunakan adalah bahasa
Cirebon dialek Indramayu atau sering disebut Dermayon. Dalang yang terkenal di Indramayu yaitu H. Anom Rusdi,
pada Grup Langen Budaya, dan H. Tomo dengan Grup Langen Kusuma.
Kesenian Wayang Kulit Indramayu ini masih
tergolong ragam Wayang Kulit Cirebon,
yang serupa dengan Wayang Kulit Purwa. Bedanya bisa dilihat dari sudut seni
kriyanya, karena bentuknya mirip dengan Wayang Kulit Bali, namun ukurannya
lebih ramping. Kesenian pertunjukkan Wayang
Kulit ini biasanya digelar pada acara tertentu, seperti hajatan, syukuran,
atau bahkan acara budaya tradisional lainnya, misalnya Mapag Sri, Ngarot, Nadran, Ruwatan, dan sebagainya. Wayang Kulit memang hal yang teraut erat
dalam budaya Indramayu, dan tidak bisa dipisahkan.
Berokan
Tradisi Berokan dikabarkan berasal dari kata
“barokahan” bahasa Sunda yang artinya (keselamatan). Berasalkan cerita
turun-temurun Berokan merupakan
warisan Pangeran Korowelang Tau Pangeran Mina, yaitu seorang penguasa laut Jawa
di wilayah Cirebon dan Indramayu. Namun kalangan seniman Berokan, asal nama kesenian ini dari kreasi Mbah Kuwu Pangeran
Cakrabuana ketika menyebarkan Islam di daerah Galuh.
Namun darimanapun
asal-muasal namanya, kesenian Berokan
masih bertahan hingga saat ini. Salah satunya Grup Mang Darmawan Cs, yang
berada di Blok Pilangsari Desa Jatibarang Baru Kecamatan Jatibarang Indramayu. Menurut
seniman ini, nama Berokan dari perkembangan Rongrong Barong (tempat tinggal
ikan). Cerita ini terjadi pada masa Prabu Pari Kesit menjadi Raja Amarta. Namun
yang jelas, kesenian Berokan ini
mirip dengan Barongsai. Biasanya digelar setiap Hari Raya Idul Fitri, tepatnya
setelah shalat Id.
Kesenian Berokan ini memakai topeng yang
menyeramkan, dan baju kurungan tapi ada juga yang berbentuk lucu. Pengiring
kesenian Berokan ini ada dua, yaitu
peminta beras kepada warga, dan sekelompok orang memainkan alat musik. Cara
memanggil Berokan ini biasanya juga
dengan teriakan “galak, gloak”, dan Berokan
akan mengejar siapapun. Biasanya Berokan
ini keliling kampung selama dua hingga tiga hari sesudah shalat Id.
Sandiwara
Seni pertunjukkan yang
terkenal di Indramayu ialah Sandiwara.
Kesenian ini sebuah pementasan cerita atau disebut juga dengan lakon. Kesenian Sandiwara di Indramayu mirip dengan seni
pertunjukkan Masres yang ada di Cirebon. Kesenian ini hampir mirip dengan seni
pertunjukkan ketoprak yang ada di daerah Jawa Tengan dan Jawa Timur. Seni Sandiwara Indramayu berasal dari akar
budaya Cirebon, sehingga perbedaaanya hanya pada dialek bahasa yang digunakan,
atau Basa Dermayon.
Kesenian Sandiwara Indramayu ini sangat dominan
dalam bentuk seni drama. Sebagian besar Sandiwara
Indramayu mengisahkan sejarah atau legenda tertentu. Hebatnya, seni Sandiwara Indramayu ini bisa dengan
skenario bahkan tidak sama sekali. Makanya bila ada pementasan Sandiwara ini semuanya banyak yang
dilakukan spontanitas. Sandiwara ini
pun biasanya banyak diimprovisasi dengan berbagai cara, agar suasana selalu
terasa lebih hidup.
Sintren
Kesenian Sintren ini merupakan salah satu
kesenian rakyat yang masih dilestraikan dan berkembang, terutama di masyarakat
pesisir utara. Kesenian Sintren ini
mengandung unsur magic atau mistis
dan kurungan ayam. Selain itu, Sintren
ini memakai alat musik yang sangat khas berupa buyung, kendi, dan
bumbung/batang bambu. Kesenian Sintren
ini merupakan kebudayaan Jawa yang sangat melekat pada masyarakat Indramayu.
Kesenian Sintren disebut juga dengan Lais. Di
Indramayu dipentaskan pada acara-acara tertentu, misalnya ketika hajatan,
syukuran, atau pentas seni tradisional lainnya. Pada zaman dahulu kesenian Sintren ini dilakukan berkeliling
kampung, namun saat sekarang ini sudah sulit ditemukan karena tergeser oleh
pentas atau hiburan yang lebih modern. Nah, ini tanggungjawab kita bersama agar
kesenian ini perlu dihidupkan kembali, demi generasi muda mengenal kesenian
budayanya.
Tarling
Kesenian ini salah satu
bentuk seni musik yang ada di Indramayu. Pada awalnya Tarling ini sebagai perpaduan seni musik dan lagu. Dulu musik
pengiringnya hanya gitar dan suling, tapi sejalan dengan perkembangan zaman
kesenian Tarling mulai terkontaminasi
dengan musik dangdut. Akibatnya sekarang muncul Tarling dangdut. Saat ini Tarling pun sduah dilengkapi dengan alat
musik modern. Salah seorang Maestro Tarling
klasik yang terkenal di Indramayu yaitu Hj. Dariyah, dengan Grup Cahaya Muda.
Genjring Akrobat
Kesenian ini merupakan
salah satu atraksi yang berupa akrobat dengan menggunakan media tangga, sepeda
roda satu, dan diiringi dengan Genjring
(rebana), yang dilengkapi dengan tarian rudat. Genjring Akrobat ini
merupakan kesenian tradisional masyarakat Indramayu yang sangat terkenal.
Wayang Golek Cepak
Indramayu memang sangat
terkenal dengan kesenian wayang atau pewayangan. Selain Wayang Kulit, Indramayu juga memiliki Wayang Golek Cepak. Wayang ini merupakan bagian dari Wayang Purwa.
Perbedaan Wayang Golek Cepak dengan
wayang lainnya terletak pada lakon, alur cerita, bentuk, dan rupa tokohnya yang
tidak bukan dari pakem pewayangan.
Kuda Lumping
Kesenian Kuda Lumping ini hampir sangat terkenal
bukan hanya di pulau Jawa, tapi juga sudah diketahui di seluruh nusantara.
Salah satu daerah yang masih akrab dengan kesenian Kuda Lumping ini adalah Indramayu. Biasanya pertunjukkan Kuda Lumping ini dilakukan dengan
berbagai atraksi, misalnya atraksi memakan kelapa, makan beling, minum minyak
tanah, dan atraksi ekstrem lainnya.
Kesenian Kuda Lumping ini biasanya dilakukan
sebagai bentuk hiburan, baik ketika hajatan, syukuran, maupun acara kesenian
daerah lainnya. Pemain Kuda Lumping
ini cukup banyak, ada pemain musik, ada sesepuhnya (dukun), ada lakonnya.
Biasanya, kesenian Kuda Lumping ini
juga dilakukan berkeliling kampung atau bahkan digelar di lapangan tertentu,
yang ditonton di tengah keramaian. Pemain Kuda
Lumping biasanya banyak yang mabuk, dan kerasukan karena mengandung magic. Makanya jika memakai baju dengan
warna mencolok, seperti merah biasanya akan dikejar oleh pemainnya.
Indramayu Memiliki Objek Wisata yang Memukau
Indramayu yang terkenal
dengan kota Mangga ini, bukan hanya dikenal sebagai kota yang memiliki beragam budaya, baik seni tradisi, atau seni pertunjukan. Indramayu juga kaya dengan berbagai tempat
wisata alam dan wisata kota. Indramayu memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan.
Sebab letak kota Indramayu berada di pesisir pantai yang memiliki objek wisata
yang sangat menarik.
Wisata Kota Tugu Mangga yang menakjubkan di malam hari (www.youtube.com) |
Adapun wisata alam yang
sangat terkenal dan patut disinggahi ketika berkunjung ke Indramayu seperti
Pulau Biawak, Pantai Tirtamaya, Pantai Glayem, Pantai Balongan, Pantai Eretan,
Situ Bojong Sari, Situ Bolang, Situ Brahim, Waduk Cipancuh, Koloni Kera Banjar,
Wisata Agro Cikedung, Wisata Agro Losarang, Wisata Agro Cangkring, Wisata
Ziarah: Situs Makam Raden Arya Wiralodra, Situs Makam Selawe, dan Situs Makam
Buyut Tambi, serta Wisata Rohani Ma’had Al Zaetun.
Selain itu, Indaramayu juga
sangat terkenal dengan wisata kotanya yang indah dan asri. Adapun wisata kota
yang terkenal di Indramayu, seperti Alun-alun Pusat Kota, Tugu Kijang (Bunderan
Kijang), Tugu Mangga, Masjid Agung, Kilang Minyak Balongan, dan berbagai tempat
lainnya. Bahkan, Indramayu yang terdiri dari 31 kecamatan, dan 33 desa atau
kelurahan ini sudah didukung denhan fasilitas pariwisata. Salah satu fasilitas
pariwisata yang lebih menonjol yaitu hotel. Pada tahun 2011 sudah tercatat 25
hotel, dengan jumlah kamar 465, yang dilakoni tenaga kerja bidang perhotelan
341 orang.
Kemudian Indramayu juga
sudah didukung dengan transportasi yang memadai, salah satunya kereta api.
Sebab, Indramayu sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai urat nadi
perekonomian pulau Jawa. Jalur yang dilintasi Kereta Api, yaitu jalur Pantura
sebagai sebuah jalur terpadat. Selanjutnya daerah notabennya tanah Pasundan ini
juga memiliki Kereta Api yang melintasi stasiun Jatibarang sebagai stasiun
terbesar di daerah Cirebon, dengan jarak 19 km selatan Indramayu.
Semua ini sebagai bukti,
bahwa Indonesia khususnya Indramayu sangat kaya dengan beragam budaya, baik
budaya tradisi, budaya seni pertunjukan, sekaligus juga didukung oleh berbagai
objek wisata, sekaligus faktor pendukungnya. Tentu berbagai kekayaan yang
dimiliki Indramayu, patut dilestarikan dan dijaga keberadaanya, baik
adat-istiadat, seni, budaya, dan objek wisatanya. Terutama bagi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, semua lapisan masyarakat, dan termasuk generasi muda,
khususnya yang berdomisili di Indramayu. Selamat Dirgahayu Indramayu ke 489, yaitu 7 Oktober 1527 - 7 Oktober 2016, serta selamat Milad Komunitas Blogger Indramayu, tetaplah sukses agar namamu jangan layu.* (dari berbagai sumber)
_________________________________________________________________________________
# Tulisan ini
diikutsertakan dalam lomba blog Indramayu Kota Budaya
0 Comments
Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !