Germas Cegah PTM dengan Mengubah Gaya Hidup Sehat



PADANG - Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi ancaman bagi masyarakat. Bahkan PTM menjadi trend penyakit yang banyak menyerang kesehatan masyarakat saat ini.

Berdasarkan informasi dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, kasus PTM sangat tinggi. Meskipun penyakit ini tidak menular, jika dibiarkan akan berbahaya dan bisa menelan biaya pengobatan yang besar.

Kepala Bagian Kesmed Semen Padang Hospital dr.Adisti menyampaikan, jenis PTM diantaranya diabetes, rematik, sariawan, hipertensi, osteoporosis, depresi, asma, jantung, ginjal, darah tinggi, dan beberapa penyakit lainnya.


Jenis penyakit ini meskipun dinyatakan tidak menular, tapi berisiko timbulnya penyakit lainnya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Apalagi PTM ini termasuk yang tertinggi di Indonesia, salah satunya di Sumatera Barat.
Sesuai data kunjungan pasien di Semen Padang Hospital, data tertinggi PTM ini seperi jantung, ginjal, dan gula darah,” ungkap Adisti saat ditemui Minggu (16/7/2019) di sela-sela Car Free Day (CFD) di Chatib Sulaiman Padang.
Menurutnya, dalam pengendalian penyakit ini bisa dicegah dengan pendekatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang digaungkan Kemenkes RI. Dengan alasan sudah mencakup tiga cara menjaga kesehatan unggulan, yakni melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, mengonsumsi buah dan sayur, dan memeriksa kesehatan secara rutin.



Selain pemerintah, keterlibatan semua lapisan masyarakat sangat perlu dilakukan melalui Germas ini. Upaya ini dilakukan agar masyarakat terbiasa dan mengubah perilaku dengan hidup sehat.

Ia berpendapat, selama ini program pemerintah untuk penanganan PTM ini sudah bagus, dan bahkan setiap Puskesmas sudah dilengkapi dengan obat-obatan yang memadai pula.

Hanya saja, selama ini sosialiasi masih perlu dilakukan lebih intens lagi. Soalnya, selama ini masih banyak masyarakat yang belum tahu. Terutama di daerah banyak yang menganggap PTM hal yang biasa, padahal berisiko besar.






Meskipun masyarakat sudah tahu, sosialisasi tetap perlu, agar masyarakt mendapat informasi lebih detail. Selain itu, setiap klinik atau puskesmas harus ada pojok kesehatan,” saran Adisti.
Begitu pula menurut Bagian Promosi Kesehatan Dinkes Sumbar, Afrizal membenarkan bahwa dalam menangani PTM ini memang harus dimulai dari kesadaran masyarakat sendiri. Pasalnya, selama ini kesadaran masyarakat masih kurang.

Ia mengakui bahwa Dinkes Sumbar sudah melakukan berbagai cara menangani PTM ini melalui Germas. Mulai dari mensosialisasikan gaya hidup sehat. Misalnya, mengajak masyarakat berolahraga, mengajak konsumsi buah, hingga cek kesehatan gratis.









Setiap ada Iven, kami dari Germas selalu ambil bagian, terutama saat CFD. Mulai dari olahraga atau senam bersama, cek kesehatan gratis, konsumsi buah, hingga memberi konseling kesehatan,” papar Afrizal.
Meskipun kesadaran masih rendah, pihaknya tidak patah arang dan terus melakukan sosialisasi. Sampai saat ini, sudah banyak masyarakat yang sadar, dan memulai dengan kehidupan baru dengan gaya hidup lebih sehat.

Ia juga menyarankan, masyarakat rutin mencek kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali. Apalagi masyarakat Sumbar terbiasa mengonsumsi makanan berlemak, yang mengandung kolesterol yang bisa berakibat pada diabetes maupun jantung.



Kesadaran masyarakat kita memang masih rendah, terutama terkait konsumsi makanan masakan Minang. Tapi kita terus melakukan edukasi dan sosialisasi untuk mengubah menjadi gaya hidup sehat,” pungkasnya di sela-sela CFD di jalan utama Kota Padang.
Selain itu, Afrizal meminta dukungan kepada semua lapisan masyarakat bisa beralih ke gaya hidup sehat. Mulai dari individu, keluarga, hingga akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat untuk menuju Indonesia sehat untuk Indonesia hebat. *

0 Comments